Strategi Pemulihan Bisnis dalam Angkutan Jalan dan Perkeretaapian

Pandemi Covid-19 telah menjadi masalah global dan berdampak terhadap perekonomian dunia, mulai dari tataran mikro hingga makro. Untuk mengurangi dan menghentikan penyebarannya, pemerintah menetapkan beberapa kebijakan, antara lain Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pemberlakuan jam malam di beberapa zona merah, hingga physical distancing. Kebijakan ini pada akhirnya mempengaruhi kinerja beberapa sektor, khususnya di sektor transportasi.

“Dari awal memang bidang transportasi ini yang terdampak dalam, bisa kita lihat dari jumlah penumpang bus maupun kereta api, sangat dalam turunnya. Jadi kalau kita lihat di Jabotabek, pada periode 2018, 165 juta untuk kereta api dan bus dan masih naik lagi di 2019, namun tiba-tiba turun menjadi hanya 89 juta tahun ini. Jadi, sangat dalam dan ini tercermin di dalam kegiatan ekonomi kita yang turun sangat dalam,” jelas Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas Kennedy Simanjuntak dalam Webinar Strategi Pemulihan Bisnis Angkutan Jalan dan Perkeretaapian, pada Senin (21/9) dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional yang jatuh tiap 17 September.

Menurut Kennedy, untuk memulihkan sektor transportasi, pergerakan manusia dan logistik harus bisa dijamin keamanannya. Jika dulu sektor transportasi hanya dituntut lancar saja, namun di situasi normal baru, juga diharuskan aman dan lancar dengan protokol kesehatan sebagai kunci penting pelaksanaan. Kennedy mengatakan sudah terlibat dalam diskusi-diskusi awal mengenai bagaimana memulihkan sektor transportasi yang berhulu pada kesimpulan pentingnya masyarakat memahami dan menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi. Baginya, diskusi ini juga penting untuk didalami sehingga kebijakan-kebijakan yang bisa adaptif dengan situasi baru ini dapat disusun dan diterapkan. Salah satu kebijakan krusial adalah penerapan physical distancing pada layanan transportasi untuk meminimalkan kontak fisik serta penerapan protokol kesehatan lainnya secara ketat.

Salah satu kebijakan dasar pemulihan bagi sektor transportasi adalah dengan mengembangkan inovasi dan sinergi antar moda, khususnya integrasi layanan kereta api dan jalan. “Di dalam pembangunan ekonomi, kami telah mengembangkan strategi pemulihan pasca Covid-19, mulai dari akselerasi investasi, penguatan sistem tatanan nasional secara umum, pemulihan industri, pemulihan pariwisata, pembangunan SDM, perluasan pembangunan infrastruktur, termasuk pelaksanaan pemanfaatan teknologi informasi untuk mempermudah komunikasi dalam pelaksanaan transportasi baik bagi pengguna maupun operator. Dalam teknologi digital disebut Last Mile, bagaimana menghubungkan manusia bergerak sampai rumahnya atau dari rumahnya sampai ke tempat tujuan,” pungkas Deputi Kennedy.