PINA Center Dorong Pengembangan Pasar Surat Utang/Sekuritisasi Berwawasan Lingkungan di Indonesia

JAKARTA – Kementerian PPN/Bappenas melalui Unit Tim Fasilitasi Pembiayaan Investasi Non Anggaran (PINA Center) menyelenggarakan Penandatanganan Nota Kesepahaman dan Konferensi Pers Development of Green Financing for Infrastructure, yang diselenggarakan di Ruang Djunaedi Hadisumarto (DH) 1-2, pada Senin (5/2). Penandatanganan ini dilakukan oleh CEO of PINA Center Ekoputro Adijayanto, President Director Efek Beragun Aset (EBA) Indonesia Yudhi Ismail, dan CEO Climate Bonds Initiative (CBI) Sean Kidney, serta disaksikan oleh Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Kennedy Simanjuntak.

PINA Center berkomitmen untuk menjadikan PINA sebagai skema fasilitasi yang mengakselerasi pembiayaan investasi proyek-proyek strategis nasional yang bersumber dari non-APBN/D. Selain itu, PINA Center juga mendorong pembiayaan infrastruktur yang berwawasan lingkungan dalam rangka mendukung pembangunan infrastruktur dan mewujudkan program SDGs dalam hal penyediaan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satu upaya tersebut terwujud melalui keberhasilan PINA Center dalam memfasilitasi penandatanganan nota kesepahaman kerja sama green bonds antara EBA Indonesia dan CBI. Skema kerjasama green bonds ini bertujuan untuk mengembangkan infrastruktur yang dapat menekan populasi kendaraan bermotor di jalan raya. Oleh karena itu, sektor perkeretaapian, pelabuhan, hingga sektor kebandarudaraan menjadi target utama skema pembiayaan ini.

“Kami sangat mengapresiasi inisiasi di awal ini sebagai upaya promosi dan edukasi kepada masyarakat tentang green bonds di Indonesia. Tentu hal ini merupakan sebuah terobosan yang baik dan penting sebagai komitmen dari pemerintah menjaga keseimbangan antara pembangunan dan keberlanjutan lingkungan,” ujar Ekoputro. Beliau menambahkan green bonds dan efek beragun aset menjadi kontekstual karena merupakan salah satu dari beberapa alternatif pembiayaan perusahaan. Untuk ke depan, beliau akan mendukung lembaga infrastruktur dan lembaga keuangan di Indonesia untuk memperoleh pembiayaan investasi melalui surat utang berwawasan lingkungan.

President Director EBA Indonesia Yudhi Ismail menjelaskan Indonesia memiliki tantangan di sektor infrastruktur seperti halnya banyak negara lain, yaitu memastikan proyek infrastruktur dapat memenuhi persyaratan investor berwawasan lingkungan dan dapat membuka sumber pendanaan baru yang berkesinambungan. Sementara, Sean Kidney yang merupakan CEO Climate Bonds Initiative mengatakan bahwa pihaknya sangat senang untuk memulai nota kesepahaman ini. Menurutnya, CBI berkomitmen untuk berkontribusi membuat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia untuk menjawab kebutuhan negara dan mengatasi perubahan iklim. ”Kita perlu banyak proyek infrastruktur yang berwawasan lingkungan. Ini akan dapat tercapai dengan adanya kontribusi modal dari investor luar negeri serta model domestik. Kemitraan ini bertujuan membuat aliran investasi berwawasan lingkungan,” tutup Sean.