Percepat Agenda Transformasi Ekonomi Indonesia, Bappenas Teken Kerja Sama dengan KOIIA

JAKARTA - Kementerian PPN/ Bappenas dan Korea Industry Intelligence Association (KOIIA) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Percepatan Transformasi Perekonomian Indonesia melalui Kemitraan Berbasis Inovasi, Selasa (23/1). Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas Teni Widuriyanti menekankan komitmen Indonesia memajukan pengembangan riset dan inovasi sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan transformasi nasional. “Indonesia sedang fokus pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, dengan target mencapai PDB terbesar kelima di dunia. Salah satu sektor yang menjadi tumpuan transformasi ekonomi Indonesia menuju Indonesia Emas 2045 adalah sektor manufaktur, di mana peran industri manufaktur sangatlah penting,” jelas Sesmen Teni.

KOIIA adalah asosiasi di bawah Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi Republik Korea, yang didirikan pada Agustus 2015 dan memiliki sekitar 400 perusahaan anggota. KOIIA menjalankan berbagai proyek untuk mendorong transformasi digital pada berbagai sektor industri. Vice Chair of KOIIA Kim Tae Hwan menjelaskan KOIIA akan berperan mendukung peningkatan nilai tambah produk industri Indonesia melalui optimalisasi teknologi digital seperti IoT, Big Data, dan AI, sebab tanpa inovasi teknologi sektor industri tidaklah kompetitif dan bernilai tambah tinggi.

Sesmen Teni menyampaikan kerja sama ini secara umum untuk mempercepat agenda transformasi ekonomi Indonesia terutama dalam tiga aspek. Pertama, memperkuat program pembangunan ekonomi inovatif. Kedua, mendorong riset dan inovasi sebagai basis kegiatan ekonomi. Ketiga, melaksanakan kegiatan bersama terkait transfer teknologi dan keahlian. Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menambahkan, kerja sama ini secara khusus untuk mendorong pengembangan sektor ekonomi biru dan manufaktur melalui kerja sama pengembangan ekosistem riset dan inovasi, komersialisasi hasil riset dan inovasi ke industri.

Dalam RPJPN 2025-2045, Indonesia menargetkan kontribusi PDB manufaktur mencapai 28 persen dan pengembangan sektor Ekonomi Biru, yang memanfaatkan sumber daya maritim, diharapkan meningkatkan kontribusi terhadap PDB Indonesia dari 7,92 persen pada 2022 menjadi 15 persen pada 2045. Dengan kerja sama ini, diharapkan akan terjadi percepatan pembangunan dan transformasi perekonomian nasional sesuai dengan visi Indonesia Emas 2045.