Menteri Sofyan : Pentingnya Global Value Chain dan Konektivitas di Kawasan ASEAN-India

NEW DELHI – Menteri PPN/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil, sebagai Ketua Delegasi RI menyampaikan Country Statement dalam acara Delhi Dialogue VIII dengan tema “ASEAN-India Relations – A New Paradigm” pada Kamis (18/2) di New Delhi, India. Delhi Dialogue adalah suatu forum diskusi dan komunikasi tahunan antara negara-negara ASEAN dan India, yang bertujuan untuk  mempererat hubungan antara ASEAN dan India, akademisi dan pelaku bisnis.

Hadir dalam acara tersebut Menteri Luar Negeri India, Sushma Swaraj; Duta Besar RI New Delhi; Deputi Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Setwapres; Anggota Tim Asistensi Bappenas; Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Kementerian PPN/Bappenas; Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian PPN/Bappenas; dan Direktur Mitra Wicara dan Antar Kawasan (MWAK) Kemenlu RI.

Acara Delhi Dialogue VIII dibagi menjadi 3 sesi, yaitu: (i) Business Session (17 Februari 2016), (ii) Ministerial Session (18 Februari 2016) , dan (iii) Academic Session (19 Februari 2016).

Dalam Ministerial Session, Menteri Sofyan Djalil menyampaikan pentingnya kerja sama ekonomi global dalam rangka meningkatkan efisiensi produksi dan nilai tambah masing-masing negara.

“Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, dimungkinkan terjadinya fragmentasi produksi antar negara karena hal ini dapat meningkatkan efisiensi produksi. Sistem produksi seperti ini dikenal dengan Global Value Chain (GVC). Sejalan dengan tren GVC ini, Indonesia mendorong penguatan industri nasional agar lebih kompetitif, sehingga dapat menghasilkan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi, serta berpartisipasi di dalam GVC,” jelas Menteri Sofyan.

Dalam RPJMN Tahun 2015-2019, Indonesia telah memprioritaskan investasi yang dapat mendorong partisipasi industri nasional ke dalam GVC, serta mendorong UMKM untuk dapat menjadi bagian dari GVC, melalui peningkatan kerja sama antara UMKM Indonesia dengan investor asing untuk memastikan adanya transfer teknologi, pengembangan kapasitas dan inovasi, serta peningkatan kualitas dan standar produk.

Menteri Sofyan mengusulkan untuk mendorong pengembangan Regional Value Chain di kawasan ASEAN-India. “Regional Value Chain (RVC) di kawasan ASEAN-India perlu didorong dan dijaga keberlanjutannya. Untuk itu, ASEAN dan India perlu bersama-sama meningkatkan perdagangan yang lebih berkeadilan (fair trade) dengan cara: menurunkan hambatan tariff dan non-tariff, serta menghilangkan hambatan perdagangan lainnya. Karena tingginya tarif dan hambatan perdagangan lainnya akan menjadi penghalang bagi pengembangan RVC,” jelas beliau.

Dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga menekankan pentingnya konektivitas yang terbangun antara ASEAN dan India. Terkait dengan hal ini, Indonesia mengapresiasi dukungan India atas prakarsa Indonesia dalam kerangka EAS (East Asia Summit), yaitu EAS Statement on Enhancing Regional Maritime Cooperation pada KTT ke-10 East Asia Summit (EAS) di Kuala Lumpur tahun 2015, dan mendorong implementasi EAS Statement tersebut, khususnya konektivitas maritim melalui pembangunan infrastruktur yang tangguh dan berkelanjutan, logistics and port management, dan kerja sama navigasi.

Pada akhir sesi, sebagai Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) periode 2015-2017, Indonesia juga menyampaikan pentingnya kerjasama IORA untuk meningkatkan konektivitas maritim di kawasan. “Indonesia meminta dukungan India terhadap IORA Concord, yang saat ini konsepnya sedang disusun oleh Indonesia dan direncanakan untuk diadopsi pada KTT ke-1 IORA di Indonesia pada bulan Maret 2017,” pungkas beliau.*