Dukung Capacity Building Hadapi Dampak Perubahan Iklim, Bappenas Tandatangan Dokumen Kerjasama Dengan Pemerintah Jepang

JAKARTA - Kementerian PPN/Bappenas menandatangani dokumen kerjasama Adaptasi Perubahan Iklim dengan Ministry of the Environment Japan (MoEJ) dalam acara Symposium on Climate Change Adaptation in Indonesia pada Selasa (71/9) di Hotel Double Tree, Jakarta. Dokumen tersebut ditandatangani oleh Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Endah Murniningtyas dan Vice Minister MoEJ, Masaaki Kobayashi.

Maasaki Kobayashi dalam sambutannya menyebutkan bahwa perubahan iklim, termasuk bencana alam, memberikan dampak besar bagi masyarakat dunia. Senada dengan beliau, Endah Murniningtyas pun beranggapan Indonesia sebagai negara kepulauan seperti Jepang, paling rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim.

“Jepang memiliki pengalaman dalam menghadapi bencana alam, juga perubahan iklim dalam tujuh sektor termasuk pertanian, lingkungan hidup, dan kesehatan. Untuk itu, kami ingin mendukung sustainable community untuk menghadapi perubahan iklim, salah satunya melalui kerjasama internasional,” jelas Masaaki Kobayashi. 

Salah satu kerjasama dan kontribusi yang dapat dilakukan dalam menghadapi perubahan iklim adalah melalui kerjasama ini. Menurut Masaaki, implementasi Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) yang telah dimiliki Indonesia, termasuk pula disaster management dan capacity building. Ia menyatakan pemerintah Jepang akan mendukung pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan asesmen mengatasi dampak perubahan iklim, juga membangun kapasitas sumber-daya manusia sebagai pelaksananya.

“Bagi Jepang, Indonesia adalah the most important partner. Sesuai Paris Agreement, kami memiliki banyak potensi untuk membantu. Teknologi kami dapat bermanfaat untuk semuanya. Jepang siap membantu Indonesia dengan segala kemajuan teknologi dan pengalaman yang kami miliki,” tutur Masaaki Kobayashi.

Selanjutnya, Endah membuka sambutannya dengan menjelaskan bahwa perubahan iklim global akan berdampak pada semua wilayah di Indonesia terutama pada kenaikan temperatur, cuaca ekstrem terkait intensitas hujan, risiko banjir, dan kekeringan. Untuk itu, capacity building dan disaster management memang dibutuhkan.

“Kerjasama ini diperlukan untuk memfasilitasi dan mendukung capacity building untuk menghadapi dampak perubahan iklim, dan adaptation strategy ini sesuai dengan RAN-API. Dampak perubahan iklim sangat besar mempengaruhi kondisi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” jelas Endah.

Endah berharap kerjasama yang bertujuan untuk mendukung implementasi RAN-API dan mengurangi dampak perubahan iklim ini, juga sejalan dengan rencana pelaksanaan RKP Tahun 2017 mendatang, terutama dalam kaitannya dengan pembangunan program-program prioritas.

Acara kemudian dilanjutkan dengan Talkshow Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim dan paparan mengenai Studi Perubahan Iklim dan Kerangka Kebijakan di Jepang dan Indonesia oleh Tim Konsorsium MoEJ yang terbagi ke dalam dua sesi diskusi.*