Bappenas-Persatuan Insinyur Indonesia Teken Kerja Sama Pembangunan

Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas Himawan Hariyoga dan Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto menandatangani Nota Kesepahaman Bersama antara Kementerian PPN/Bappenas dengan PII secara virtual, Jumat (20/8). Kerja sama antara Kementerian PPN/Bappenas dengan PII menyepakati kajian dan implementasi perencanaan program pembangunan nasional dalam bidang ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan, pengembangan Ibu Kota Negara, pengembangan kepariwisataan dalam mewujudkan 10 Bali Baru, pembangunan rendah karbon/ekonomi hijau/ekonomi sirkular di tiga provinsi, yaitu provinsi Kepulauan Riau, Bali, dan Nusa Tenggara Timur, serta bidang-bidang pembangunan lain yang disepakati bersama.

“Insinyur sebagai bagian dari praktisi dan akademisi memiliki peran sentral menciptakan inovasi dan rekayasa yang akan mendorong pembangunan yang lebih berkelanjutan, terutama pengolahan sumber daya alam, penguatan sektor industri dan pariwisata, bioteknologi, infrastruktur berkelanjutan, serta implementasi ekonomi hijau yang mendukung transformasi ekonomi Indonesia pasca Covid-19 menuju Indonesia Emas 2045,” tegas Sesmen/Sestama Himawan. Keahlian yang dimiliki insinyur diharapkan mewujudkan paradigma dan pendekatan baru dalam perumusan kebijakan perencanaan pembangunan nasional agar semakin berkualitas dan berkelanjutan. 

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan kerja sama tersebut mendukung Kementerian PPN/Bappenas dalam penguatan perencanaan pembangunan nasional di berbagai bidang. “Profesi keinsinyuran dapat memberikan kontribusi dan masukan berharga sehingga dapat menghasilkan perencanaan pembangunan yang berkualitas, berbasis ilmu pengetahuan, menjawab perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat, serta dapat tersampaikan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” urai Deputi Amalia saat menyampaikan laporan acara. 

Pada saat terjadi krisis ekonomi, total factor productivity Indonesia mengalami pertumbuhan negatif yang disebabkan oleh rendahnya tingkat inovasi Indonesia. Global Innovation Index 2020 mencatat indeks inovasi Indonesia berada di peringkat terendah di antara negara ASEAN-6. Untuk meningkatkan produktivitas tersebut, diperlukan peran aktif Insinyur Indonesia dalam melakukan inovasi dan pengembangan teknologi rekayasa untuk pembangunan Indonesia. “Saya percaya akan pentingnya peran insinyur dalam perencanaan pembangunan nasional. Insinyur adalah kunci penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi suatu negara dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat,” pungkas Sesmen/Sestama Himawan.