Bappenas-ERIA Susun Strategi Pengembangan Industri Manufaktur Indonesia

Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan the Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) merampungkan “Kajian Sektor Manufaktur Indonesia 2021” yang membahas urgensi industrialisasi sebagai bagian dari redesain transformasi ekonomi Indonesia. Kajian tersebut merekomendasikan sejumlah strategi industri, yakni peningkatan hilirisasi sumber daya alam, peningkatan partisipasi dalam rantai pasok global termasuk melalui perluasan ekspor, peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur industri, peningkatan pemanfaatan pengadaan barang dan jasa pemerintah sebagai pendorong permintaan produk industri, penyiapan calon-calon eksportir dengan meningkatkan peran mereka di pasar domestik sebagai training ground untuk keterlibatan dalam ekspor, serta kebijakan perbaikan iklim usaha. 

Sejumlah opsi penguatan kebijakan industri manufaktur tersebut telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 dan akan terus dipertajam, melalui transformasi struktural di industri manufaktur. “Strateginya, pertama, peningkatan investasi di sumber daya manusia untuk dapat mengampu teknologi maju, termasuk teknologi Industri 4.0. Kedua, pengembangan industri baru termasuk yang terkait dengan produksi alat/perangkat kesehatan atau farmasi. Ketiga, penguatan teknologi produk dan proses bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) sebagai industri penunjang,” tutur Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Rabu (17/11).

Peluncuran “Kajian Sektor Manufaktur Indonesia 2021” melibatkan Presiden ERIA Hidetoshi Nishimura, Senior Economist ERIA Dionisius A. Narjoko, Chief Economics ERIA dan Professor Faculty of Economics Keio University Fukunari Kimura, Dosen dan Peneliti Universitas Padjadjaran Maman Setiawan, Guru Besar Institut Teknologi Bandung Dradjad Irianto, dan CEO Asakreativita Vivi Alatas. Strategi yang terhimpun dalam buku tersebut turut membahas perkembangan rantai nilai global atau global value chains di masa mendatang dan kaitannya dengan tren industri manufaktur ke depan, khususnya pasca pandemi Covid-19. 

“Dampak pandemi Covid-19 di bidang industri juga menjadi salah satu basis analisis untuk memastikan berbagai strategi yang disusun cermat untuk mendukung percepatan reindustrialisasi, termasuk di dalamnya percepatan pemulihan ekonomi. Kami berharap, kajian ini menjadi awalan yang baik sebagai upaya Bappenas dan pemerintah Indonesia, di mana reindustrialisasi juga menjadi bagian penting dari upaya keenam strategi besar Transformasi ekonomi Indonesia, Menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti.