Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2016 Akan Meningkat

JAKARTA - Kementerian PPN Bappenas menilai pertumbuhan ekonomi tahun 2016 akan lebih baik. Hal tersebut sebagaimana yang disampaikan Direktur Keuangan Negara dan Analisa Moneter Kementerian PPN/Bappenas Sidqy L. P. Suyitno, yang memperkirakan pada kuartal pertama tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat berada di atas 5 persen.

Sidqy mengatakan bahwa realisasi proyek-proyek infrastruktur pada awal tahun 2016 dapat menjadi pendorong meningkatnya ekonomi domestik. Belanja infrastruktur Pemerintah yang ada dalam APBN 2016 mencapai Rp 313 triliun dan dapat menyumbang 1,8 persen terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini.

“Mestinya bisa naik. Apalagi  Januari lalu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Perhubungan sudah bisa langsung ‘lari’, dan langsung mengerjakan proyek-proyek,” jelas Sidqy kepada wartawan, Selasa (1/3) di Gedung Bappenas.

Selain itu, menurut Sidqy semakin tinggi serapan anggaran, maka akan semakin tinggi daya ungkitnya terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan catatan, tidak ada perubahan fundamental ekonomi global yang berarti dalam beberapa bulan.

Pertumbuhan ekonomi yang membaik juga didukung oleh inflasi dalam negeri yang tetap terjaga. Sidqy memperkirakan inflasi tahun 2016 adalah sebesar 4,7 persen dan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen. Untuk menekan inflasi dapat dilakukan dengan cara mengatasi ekonomi biaya tinggi dan menurunkan biaya logistik di Indonesia.

Kemudian melihat siklus tahunan, pada Maret hingga Mei cenderung terjadi deflasi karena pada periode tersebut di  sektor pertanian mulai memasuki masa panen raya. Tren deflasi ini diperkirakan akan berlanjut pada bulan depan, dan bahkan hingga Mei Tahun 2016.

“Maret justru terjadi panen raya. Biasanya kan Februari inflasi lebih tinggi karena puncaknya paceklik. Mudah-mudahan Maret nanti semakin bagus. Tapi memang secara siklus Maret itu terjadi deflasi karena panen raya, paling tidak sampai Mei,” ujar Sidqy.

Faktor lain yang memengaruhi membaiknya pertumbuhan ekonomi adalah reformasi struktural. Sidqy menilai bahwa reformasi struktural yang sudah dilakukan pemerintah mulai berjalan baik dan telah membantu apresiasi rupiah.

“Kondisi ekonomi kita tidak terlalu jelek. Mestinya kita tetap optimis dan waspada dengan berbagai risiko global maupun tantangan domestik. Reformasi struktural mulai berjalan dengan baik termasuk pembenahan perizinan, kemudian pencabutan subsidi yang tidak tepat sasaran, juga pembangunan infrastruktur berjalan dengan lancar,” pungkas Sidqy.