Peran Peneliti di Perguruan Tinggi Mengembangkan Infrastruktur Berkelanjutan

BANDUNG - Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P. S. Brodjonegoro menjadi pembicara pada Seminar Research and Industrial Linkage for Sustainable Infrastructure, dalam rangka "Menuju 100 Tahun Institut Teknologi Bandung dan Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia" di Gedung CIBE ITB pada Kamis (13/10). Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan pandangannya mengenai peran penting akademisi untuk membangun linkage antara penelitian dengan infrastruktur berkelanjutan.

Menteri Bambang memandang perlunya partisipasi para peneliti di Perguruan Tinggi untuk membantu pengembangan infrastruktur dan industri manufaktur yang didukung penemuan inovatif dan teknologi yang bagus. Industri dalam negeri dapat terus bangkit dan berdaya saing apabila didukung oleh inovasi dan kreatifitas. Peran para peneliti pun penting dalam menciptakan inovasi untuk membangun creative economy.

Selain itu, menurut Menteri Bambang, infrastruktur adalah sektor pembangunan yang sangat penting untuk ditangani bersama. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk merevitalisasi sektor manufaktur dan sektor jasa yang memiliki nilai tambah tinggi. Senada dengan Rektor ITB Kadarsah Suryadi, Menteri Bambang pun sepakat bahwa untuk dapat keluar dari Middle Income Trap, Indonesia harus mulai bergerak ke sektor manufaktur dan infrastruktur. Linkage di dalamnya pun perlu dibangun secara dua arah.

“Manufaktur tanpa dukungan infrastruktur akan sulit berkembang. Untuk mendukung sektor manufaktur dan jasa sangat diperlukan keberadaan infrastruktur yang memadai. Kalau kita bicara linkage, maka kita membangun infrastruktur sekaligus membangun industri juga. Tadi Pak Rektor bilang jika mau bangun manufaktur, kita perlu infrastruktur. Maka untuk mendorong infrastruktur, manufaktur perlu kita link juga. Jadi linkage tidak searah tapi dua arah. Peran research dan industrial linkage ini sangat penting,” jelas Menteri Bambang.

Pendekatan Triple Helix untuk menjawab tantangan infrastruktur yang berjalan di Swedia pun menjadi perhatian Menteri Bambang. Ia memberi contoh dari konsep itu bahwa Indonesia sebaiknya berfokus pada industri manufacturing and services yang didasarkan pada inovasi dan kreatifitas. Inovasi ini dapat dibangun dengan pendekatan atau kolaborasi yang padu antara pemerintah, pelaku bisnis dan akademisi.

Adapun dalam seminar tersebut, hadir pula sebagai pembicara Direktur Lingkungan Hidup Bappenas Medrilzam yang menyampaikan presentasi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan (Perspektif dan Sisi Kebijakan) mengenai: kondisi umum pencapaian pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan; tantangan yang dihadapi; terobosan yang perlu dilakukan dalam ranah kebijakan pengelolaan SDA dan LH; serta isu strategis bagi para peneliti di perguruan tinggi.