Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia

JAKARTA - Pada hari Senin (7/3) Kedeputian Bidang Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas mengadakan FGD bertema “Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia” di Ruang SS-3 Bappenas. Acara ini dipimpin oleh Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Endah Murniningtyas.

Dalam pemaparannya, Deputi Kemaritiman dan SDA menjelaskan bahwa sesuai dengan Pidato Presiden pada saat pelantikan di depan Sidang MPR tahun 2014, yang menyatakan bahwa kita harus bekerja sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. 

“Laut dan kemaritiman sekarang ini ditempatkan sebagai prioritas untuk membangun Indonesia sebagai poros maritim,” jelas Deputi Endah, sesuai cuplikan Pidato Presiden dalam Forum East Asian Summit 2014 yang sekaligus menjadi statement lebih lanjut sesudah masuknya Poros Maritim dalam Nawa Cita.  

Poros maritim memiliki lima pilar utama, yaitu (i) membangun budaya maritim Indonesia; (ii) menjaga laut dan sumberdaya laut; (iii) pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim; (iv) diplomasi maritim; dan (v) membangun kekuatan pertahanan maritim.

Selain itu, FGD ini bertujuan untuk mengidentifikasi isu-isu strategis dan aspek-aspek utama dalam pengembangan Poros Maritim; memetakan tantangan utama di setiap sektor yang terkait dengan persoalan kemaritiman; menyusun rancang bangun dan agenda pembangunan di setiap sektor untuk mendukung Poros Maritim; serta menyusun kerangka kerja pengembangan Indonesia sebagai Poros Maritim.

Adapun aspek penting yang harus dibangun agar dapat mewujudkan Proses Maritim Dunia dibagi ke dalam dua bagian besar. Pertama, Kelompok Aspek Ekonomi Kelautan dan Kemaritiman, yang menjadi aset andalan pengembangan dan pembangunan Poros Maritim. Kedua, Kelompok Aspek Tata Kelola, yang akan menentukan bagaimana komponen pertama tersebut dapat dikelola dan dikembangkan arahnya untuk mewujudkan Poros Maritim Dunia.

Dua hal di atas yang kemudian secara integratif penting untuk dikelola sebagai “domain” Indonesia untuk menjadi Poros Maritim Dunia. Saat ini kontribusi sektor kelautan dan kemaritiman baru sekitar 11,8% dari total PDB, yang ditargetkan akan meningkat menjadi 20% pada 2020.

Aspek pembangunan kemaritiman menuju Poros Maritim Dunia mencakup berbagai hal dan isu yang kompleks. Dalam upaya mewujudkan visi ini, diperlukan langkah memulai yang konkrit dan diawali dengan penegasan kedaulatan, pengembangan konektivitas laut, pengembangan regional, penguatan aspek-aspek yang menjadi core ekonomi, penguasaan teknologi dan penataan kelembagaan yang tepat menyongsong visi Poros Maritim Dunia.

“Untuk mewujudkan hal di atas, dibutuhkan transformasi yang menyangkut cara pandang atau paradigma, ekonomi kelautan, dan juga tata kelola,” pungkas beliau.