Menteri Suharso Ungkap Peran Habibienomics untuk Transformasi Ekonomi Indonesia

JAKARTA – Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memaparkan peran pandangan ekonomi BJ Habibie atau Habibienomics dalam orasi ilmiah berjudul: “Strategi Keluar dari Middle Income Trap” yang menggarisbawahi ekonomi Indonesia dan kondisi ekonomi setiap negara ASEAN yang kian pulih jika dibandingkan dengan situasi di 2019. "Pertumbuhan ekonomi kita perlu didorong oleh investasi dalam modal, teknologi, inovasi, dan peningkatan persaingan. Ini sesuai dengan visi Bapak Habibie tentang pentingnya teknologi dalam menciptakan keunggulan kompetitif dan mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju. Langkah-langkah inovatif yang dapat membawa Indonesia menuju Indonesia Emas 2045 harus kita upayakan bersama,” papar Menteri Suharso dalam Orasi Ilmiah “Peran Besar Iptek dan Inovasi dalam Menuju Indonesia Emas 2045” yang dilaksanakan dalam rangka mengenang pemikiran dan visi Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie di Auditorium Lantai 2 Gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Kamis (21/9).

Indonesia juga harus fokus untuk mencapai pertumbuhan dan transformasi ekonomi berkelanjutan. “Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan stabilitas yang mengesankan, dengan pencapaian pertumbuhan 5,31 persen pada tahun 2022 dan 5,17 persen pada triwulan kedua tahun 2023. Ini mengembalikan Indonesia ke status Upper Middle Income setelah dua tahun berada dalam kategori Lower Middle Income pada tahun 2020 dan 2021,” ungkap Menteri Suharso.

Menteri Suharso juga menjelaskan pentingnya transformasi model pertumbuhan ekonomi. "Ekonomi kita memiliki pekerjaan rumah yang amat besar, misalnya dalam 20 tahun terakhir kita hanya tumbuh rata-rata sekitar 5 persen, kita tidak bisa merasa hebat." paparnya. Salah satu strategi keluar dari Middle Income Trap dan melakukan transformasi model pertumbuhan ekonomi adalah dengan menumbuhkan industri domestik yang kuat untuk mewujudkan transformasi ekonomi melalui riset dan pengembangan menuju ekonomi berbasis teknologi dan inovasi; memacu pertumbuhan ekonomi; meningkatkan peluang lapangan kerja; tempat lulusan vokasi melakukan apprenticeship atau pelatihan keterampilan untuk mengatasi skill gap; serta menetapkan basis yang kuat bagi sumber penerimaan perpajakan.

Orasi Ilmiah “Peran Besar Iptek dan Inovasi dalam Menuju Indonesia Emas 2045” diselenggarakan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, Centre for Technology and Innovation Studies/Pusat Kajian Teknologi dan Inovasi, dan The Habibie Centre.