Indonesia - Jepang Perkuat Kerja Sama Penanggulangan dan Mitigasi Bencana

Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil memaparkan hubungan Indonesia dan Jepang dalam Simposium Membangun Ketahanan Nasional yang diselenggarakan Japan International Coorporation Agency (JICA), Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), dan  Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) di Hotel Mulia, Selasa (24/11). Dalam sambutannya, Menteri Sofyan menyebut kedua negara memiliki sejumlah kesamaan, salah satunya berada dalam “ring of fire” atau rentan bencana.

“Indonesia dan Jepang menghadapi potensi bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami, juga letusan gunung berapi,” tutur beliau. Alih-alih menghindari bencana, kedua negara harus memperkuat antisipasi menghadapi bencana dan mengurangi dampaknya bagi manusia. Indonesia sudah menuangkan program penanggulangan dan mitigasi bencana dalam RPJMN 2015-2019.    

Terkait bencana alam yang dialami Indonesia dalam dua dekade terakhir, Menteri Sofyan mengapresiasi peran Pemerintah Jepang yang selalu menjadi salah satu negara pertama untuk bertindak manakala Indonesia mengalami bencana dalam skala besar. “Untuk ini, kami mengucapkan terima kasih pada pemerintah dan masyarakat Jepang,” tegas beliau.

Jepang memberikan hibah sebesar 16 miliar atau setara dengan 1,8 triliun rupiah untuk bantuan tiga bencana selama beberapa tahun terakhir, yakni tsunami Aceh dan Nias pada 2004, gempa Yogyakarta pada 2006 dan gempa Padang pada 2007. Dukungan tersebut sangat berguna bagi  proyek perbaikan pascatsunami, termasuk peringatan dini tsunami. “Kerja sama bilateral ini bisa sukses dan berkelanjutan jika terwujud sistem nasional penanggulangan bencana dengan bertumpu pada sumber daya nasional,” tandas Menteri Sofyan.