Gelar Youth Marine Camp, Bappenas Ajak Pemuda Lestarikan Geopark

BELITUNG – Kementerian PPN/Bappenas menekankan pentingnya peran pemuda untuk merealisasikan aksi nyata menjaga dan melaksanakan konservasi lingkungan hidup, salah satunya melalui UNESCO Global Geoparks (UGGp) Youth Marine Camp yang digelar pada 2-5 Juli 2023 di Pulau Kepayang, Belitung. Mengusung tema The Way of Water: Designing the Future of Island Geoparks through Youth Initiatives, agenda tersebut diikuti 87 delegasi dari berbagai latar belakang, termasuk pelajar serta pemuda dari 14 geopark yang berasal dari Thailand, Filipina, dan Indonesia. Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas Taufik Hanafi mengatakan, peran pemuda sangat sentral untuk turut menjaga lingkungan. “Sangat penting dan strategis peran pemuda ini. keterlibatan dan partisipasi anak muda sangat nyata. Untuk itu, saya memberikan apresiasi atas adanya UGGp Youth Camp ini,” tutur Sesmen Taufik.

Sesmen Taufik mengatakan, pemuda memegang peranan penting untuk menjadi pemimpin yang akan mengambil keputusan penting untuk berbagai isu krusial dunia, seperti perubahan iklim, globalisasi, hingga urbanisasi, juga memastikan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan dunia. Di tanah air, upaya pelaksanaan pembangunan berkelanjutan salah satunya tercermin melalui geopark atau taman bumi yang harus dilestarikan.

“Tujuh dari sepuluh UNESCO Global Geopark yang ada di Indonesia, berada di wilayah kepulauan dan pesisir. Itu menyebabkan geopark tersebut rentan dengan adanya perubahan iklim. Tapi, di sisi lain, geopark tersebut juga memiliki potensi untuk mengembangkan ekonomi biru,” imbuh Sesmen Taufik.

Ekonomi biru menjadi prioritas pembahasan dalam UGGp Youth Marine Camp yang juga diselenggarakan untuk berbagi pengetahuan tentang pelestarian lingkungan laut dan geopark. Salah satu sasaran yang dibidik adalah menjadikan pemuda, masyarakat umum, hingga pemangku kepentingan dari berbagai negara anggota ASEAN untuk berkumpul dan mendeklarasikan komitmen pelaksanaan ekonomi biru seiring dengan pembangunan geopark yang berkelanjutan.

Dalam ASEAN Blue Economy Forum yang digelar bersamaan, konsep pembangunan dan pemberdayaan ekonomi biru bagi masyarakat turut menjadi fokus diskusi, mengingat upaya mewujudkan blue economy di kawasan ASEAN harus dilaksanakan melalui kuatnya kolaborasi dari seluruh negara anggota. "Salah satu contoh tindak lanjutnya, tadi juga disampaikan, bisa dengan mengembangkan arrangement mengenai sister island,” imbuh Sesmen Taufik.

Usai menghadiri UGGp Youth Camp,  delegasi ASEAN Blue Economy Forum mengikuti Beach Clean Up di Pulau Lengkuas. Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Vivi Yulaswati mengatakan upaya beach clean up patut dimaknai sebagai langkah konkret menjaga dan melestarikan lingkungan. “Penting bagi kita untuk sadar, bahwa masalah sampah plastik dan polusi sudah mencapai level mengkhawatirkan. Melalui Beach Clean Up di Pulau Lengkuas ini, kita bisa menunjukkan ke dunia bahwa kita memiliki perhatian khusus kepada lingkungan dan pembangunan keberlanjutan. Dengan aksi kecil, membersihkan pantai hari ini, kita bisa memberikan dampak baik yang panjang,” ucap Deputi Vivi.

Sebelumnya, untuk wilayah Juru Seberang, Kementerian PPN/Bappenas bersama Pemerintah Jerman melalui GIZ menghibahkan mesin pirolisis untuk pengolahan sampah. Isu ini menjadi salah satu isu penting akibat penuhnya Tempat Pembuangan Akhir Gunung Sadai. Kementerian PPN/Bappenas juga menyelenggarakan Showcasing Teknologi Pengolahan Sampah Pirolisis dalam rangkaian agenda ASEAN Blue Economy Forum 2023 pada Selasa (4/7), untuk memperkenalkan alternatif teknologi waste to fuel dengan pirolisis demi meningkatkan pengelolaan sampah yang baik.

Sebagai pre-event ASEAN Blue Economy Forum 2023, Kementerian PPN/Bappenas  menyelenggarakan Running into the Blue: Oceanic Geoventure pada Sabtu (2/7) dengan kategori Geo Run 5K, 10K, serta 30K yang diikuti delegasi negara-negara ASEAN. Oceanic Geoventure diharapkan mampu untuk meningkatkan pemahaman para delegasi ASEAN tentang komitmen Indonesia untuk melaksanakan pariwisata Belitung yang tetap mengusung prinsip inklusif dan berkelanjutan.