Ringkasan:
Berdasarkan data WHO, hingga saat ini (27/3/2020) sudah ada 202 negara yang tercatat memiliki kasus positif Covid-19. Ketika kasus Covid-19 di Tiongkok mulai mereda, penyebaran di negara lain justru semakin cepat. Bahkan, hingga 27 Maret 2020, jumlah kasus positif di Amerika Serikat dan Italia sudah melampaui jumlah kasus di Tiongkok. Pertambahan jumlah kasus per hari di Amerika Serikat semakin meningkat dan belum menunjukkan adanya perlambatan. Jumlah kasus positif di Amerika Serikat mencapai 101.657 kasus positif. Sementara di Italia telah mencapai 86.498 kasus. Italia telah melakukan penutupan akses negara sejak 10 Maret hingga 3 April 2020 untuk memperlambat penyebaran virus. Penyebaran Covid-19 serta eskalasi kasus yang begitu cepat ke seluruh penjuru dunia, termasuk negara-negara maju, menyebabkan kepanikan global. Hal tersebut tercermin dari indikator pasar keuangan yang semakin melemah dari hari ke hari.
Di tengah kepanikan global dan pelemahan di pasar keuangan, perkembangan inflasi pada bulan Maret relatif stabil. Dampak pelemahan Rupiah terhadap inflasi diprediksi kecil, didorong oleh beberapa faktor. Pertama, pasokan barang cukup untuk memenuhi permintaan pasar dan kenaikan harga pada volatile food minimal. Kedua, kenaikan suplai dapat mengimbangi kenaikan permintaan sehingga dampak kesenjangan output pada inflasi rendah. Ketiga, kredibilitas kebijakan pemerintah terjaga. Keempat, karena pelemahan ini adalah dampak dari kepanikan global, maka ketika ada kejelasan penyelesaian pandemi ini, Rupiah akan kembali stabil.