Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Juni 2021

Ringkasan:

Pada akhir triwulan II, terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang kian tinggi di Indonesia. Tingkat keterisian fasilitas kesehatan di beberapa daerah telah mencapai 90 persen. Kondisi tersebut berpotensi menekan pemulihan ekonomi. Seiring dengan peningkatan kasus, ekspansi sektor manufaktur melambat akibat turunnya permintaan baru dan permintaan ekspor. Perkembangan harga di pasar domestik mengalami deflasi yang dipengaruhi oleh penurunan permintaan pasca Ramadan dan Idul Fitri. Nilai tukar rupiah sepanjang bulan Juni melemah, cadangan devisa pun menurun. Namun, neraca perdagangan bulan Juni tetap surplus meskipun lebih kecil dari bulan sebelumnya. Sementara itu, persentase penduduk miskin per Maret 2021 sebesar 10,1 persen, meningkat dibandingkan Maret 2020. Di sisi lain, ketimpangan semakin melebar dibandingkan kondisi pada periode yang sama tahun 2020.

Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia Triwulan II Tahun 2021

Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang diterbitkan oleh Kedeputian Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas. Publikasi ini didasarkan pada data dan informasi yang sudah dipublikasikan oleh Kementerian/Lembaga, instansi internasional, asosiasi, maupun hasil dari diskusi terbatas perkembangan ekonomi yang dilakukan bersama dengan beberapa Kementerian/Lembaga, pengamat, dan praktisi ekonomi. 

Publikasi triwulan II tahun 2021 ini memberikan gambaran dan analisis mengenai perkembangan ekonomi dunia dan Indonesia pada triwulan II tahun 2021. Dari sisi perekonomian dunia, publikasi ini memuat perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan negara-negara kawasan Eropa, serta kondisi ekonomi regional Asia. Dari sisi perekonomian nasional, publikasi ini membahas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun 2021 dari sisi moneter, fiskal, neraca perdagangan, investasi, industri dalam negeri, perekonomian daerah, serta proyeksi ekonomi.

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Mei 2021

Ringkasan:

Penyebaran Covid-19 strain baru semakin meluas, kini semakin banyak negara yang mengalami lonjakan kasus baru. Kondisi ini dapat menahan pemulihan ekonomi global terutama pada triwulan II tahun 2021. Namun, indeks PMI masih menunjukkan perkembangan yang baik. Selain itu, harga komoditas internasional juga masih melanjutkan penguatan. Indeks PMI Indonesia pada bulan Mei juga mengindikasikan kinerja industri yang semakin baik. Namun, penjualan mobil dan semen menunjukkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi month-to-month menunjukkan peningkatan meskipun masih tetap rendah, didorong oleh permintaan yang meningkat untuk memenuhi kebutuhan lebaran. Dari sisi eksteral, neraca perdagangan kembali surplus meskipun kinerja ekspor dan impor turun seiring dengan pola musiman. Nilai tukar menguat, sementara cadangan devisa turun tipis. Sementara itu, kunjungan wisatawan mancanegara masih belum menunjukkan peningkatan.

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan April 2021

Ringkasan:

Berbagai negara kembali memberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat seiring dengan peningkatan kasus yang kebali terjadi. Dampaknya, harga komoditas minyak mentah dan batu bara turun pada bulan April. Harga logam industri dan logam mulia juga mengalami penguatan sementara pertanian bergerak variatif. Neraca perdagangan Indonesia kembali tercatat surplus didorong oleh peningkatan ekspor di tengah turunnya nilai impor. Nilai PMI Indonesia juga terus menigkat sejalan dengan meningkatnya permintaan dari negara mitra dagang. Nilai tukar rupiah pada bulan April juga menunjukkan tren penguatan. Efek relaksasi PPnBM masih terasa dengan realisasi penjualan mobil ritel yang masih meningkat. Sementara itu, inflasi masih bergerak rendah meskipun lebih tinggi dari bulan sebelumnya, yang didorong oleh inflasi yang terjadi pada seluruh kelompok pengeluaran.

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Maret 2021

Ringkasan:

OECD meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2021 menjadi 5,6 persen dengan pertumbuhan output global yang mencapai kondisi prapandemi pada pertengahan 2021. Namun, pemulihan ekonomi global masih sensitif pada risiko third wave Covid-19. Pemulihan ekonomi ditandai dengan meningkatnya harga semua kelompok komoditas, terutama minyak mentah dan logam industri. Harga minyak mentah pada bulan Maret juga dipengaruhi oleh insiden tersangkutnya kapal kontainer di Terusan Suez sehingga menghambat arus perdagangan dunia. Dari sisi domestik, pemulihan aktivitas manufaktur ditandai dengan berlanjutnya peningkatan PMI Indonesia hingga level tertinggi sejak 2011 yang diiringi dengan peningkatan impor. Inflasi masih bergerak rendah meskipun mendekati Ramadhan. Peningkatan harga didorong oleh faktor cuaca yang menyebabkan kelangkaan hasil pertanian.

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Februari 2021

Ringkasan:

Pemerintah kembali memberlakukan pembatasan mobilitas pada bulan Februari 2021 sejalan dengan peningkatan kasus Covid-19 serta ditemukannya varian baru yang telah masuk ke Indonesia. Untuk mendorong pemulihan ekonomi, Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan suku bunga BI7DRR sebesar 25 bps menjadi 3,50 persen. Pada saat yang sama, BI memberi pelonggaran pada uang muka kendaraan bermotor dan properti hingga nol persen yang berlaku pada 1 Maret-31 Desember 2021. Kebijakan tersebut diperkuat oleh relaksasi PPnBM sebesar 0-25 persen pada periode yang sama. Indikator ekonomi menunjukkan kestabilan kondisi eksternal yang ditunjukkan oleh minimnya perubahan nilai dari sisi nilai tukar rupiah, neraca perdagangan, maupun cadangan devisa.

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Januari 2021

Ringkasan:

Pemulihan perekonomian global secara umum berjalan lebih baik dari prediksi pasar. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan triwulan IV tahun 2020 berbagai negara yang semakin membaik. Vietnam dan Tiongkok menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi positif pada triwulan IV tahun 2020. Indonesia sendiri masih mengalami kontraksi ekonomi meskipun tidak sedalam triwulan sebelumnya. Salah satu sektor yang terpukul paling dalam adalah pariwisata dengan penurunan wisatawan mancanegara tahun 2020 sebesar 75 persen. Pandemi Covid-19 juga menurunkan pendapatan masyarakat dengan peningkatan pengangguran. Tingkat kemiskinan juga meningkat pada September 2020.

Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia Triwulan IV Tahun 2020

Kondisi perekonomian global terus membaik yang ditunjukkan oleh kontraksi ekonomi di berbagai negara yang semakin kecil. Meskipun kasus Covid-19 secara global masih terus meningkat dan dibayangi oleh mutase baru, ketersediaan vaksin menjadi harapan pemulihan ekonomi global. Pada triwulan IV tahun 2020, kontraksi ekonomi Amerika Serikat melunak, begitu juga dengan Jepang dan Korea Selatan. Sementara itu, Tiongkok dan Vietnam mempertahankan pertumbuhan positif. Seiring membaiknya kondisi global, harga komodtas internasional mengalami peningkatan.

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Oktober 2020

Ringkasan:

Pertumbuhan ekonomi global mulai menunjukkan perbaikan pada triwulan III dibandingkan triwulan sebelumnya, mendorong perbaikan harga komoditas. Perekonomian Indonesia juga membaik meskipun masih terkontraksi secara YoY. Aktivitas pariwisata dalam negeri masih tertekan dan kinerjanya kini bergantung pada wisatawan domestik.

Laporan Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia Triwulan III 2020

Publikasi triwulan III tahun 2020 ini memberikan gambaran dan analisis mengenai perkembangan ekonomi dunia dan Indonesia hingga triwulan III tahun 2020. Dari sisi perekonomian dunia, publikasi ini memuat perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan negara-negara kawasan Eropa, serta kondisi ekonomi regional Asia. Dari sisi perekonomian nasional, publikasi ini membahas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III tahun 2020 dari sisi moneter, fiskal, neraca perdagangan, investasi, industri dalam negeri, perekonomian daerah, serta proyeksi ekonomi.