Bappenas Dorong Penguatan Pasar Modal Untuk Capai Indonesia Emas 2045

JAKARTA – Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menegaskan pentingnya peran pasar modal bagi sektor keuangan. “Bursa saham berperan penting sebagai katalisator melalui penyediaan platform perdagangan instrumen keuangan, enabler penentuan harga melalui mekanisme pasar, fasilitasi alokasi modal yang lebih tepat, serta penyediaan sumber informasi keuangan dan operasional perusahaan publik kepada masyarakat luas,” jelas Menteri Suharso saat membuka Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam Rangka Memperdalam Pasar Keuangan untuk Ketangguhan Ekonomi Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (13/3).

Salah satu upaya transformasi ekonomi Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045 adalah melalui industrialisasi. Strategi ini membutuhkan peran pasar modal untuk meningkatkan pembiayaan di sektor industri manufaktur. “Kenapa kita menginginkan industrialis listing ke bursa, karena kita mengalami ancaman, yaitu kontribusi sektor industri manufaktur terhadap PDB sudah di bawah 25 persen. Karena itu, kita berharap sekali para pelaku industri untuk melantai di bursa,” tegas Menteri Suharso. Sementara itu, jumlah usaha kecil dan menengah sebagai sektor yang menyerap tenaga kerja hingga 97 persen di Indonesia juga masih relatif sedikit yang telah tercatat di bursa saham, yaitu sebanyak 100 UKM pada 2022, lebih rendah dibandingkan Singapura dan Thailand.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menyampaikan kondisi pasar modal sepanjang 2023 hingga awal 2024 masih mampu tumbuh positif. “IHSG kita tumbuh lebih dari satu persen, sudah ada peningkatan dibanding akhir tahun lalu. BEI berada di posisi  ke sembilan dari posisi bursa di dunia dengan jumlah investor mencapai 12,5 juta,” jelas Dirut Iman.

Kementerian PPN/Bappenas telah merancang arah kebijakan sektor keuangan dalam rancangan final Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dengan target rasio kapitalisasi pasar modal terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 120 persen PDB di 2045. Sementara itu, dalam jangka pendek, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan mencapai 5,3 hingga 5,6 persen di 2025. Untuk mencapai target tersebut, Indonesia membutuhkan investasi sebesar Rp7.643,4–7.711,5 triliun di 2025. “Penguatan pasar modal diharapkan mampu berkontribusi lebih besar dan membantu meningkatkan ketangguhan ekonomi domestik, sehingga sasaran pertumbuhan ekonomi dapat tercapai,” pungkas Menteri Suharso.