Workshop Paparan Hasil Penelitian dan Kebijakan oleh Tim Peneliti Australia National University

JAKARTA – Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan Workshop Paparan Hasil Penelitian dan Kebijakan ”The Greater Transition to Adulthood Longitudinal Survey” dan “The 2016 Ageing in Rural Indonesia Study” di Ruang Rapat SG 3-4 Bappenas, Rabu (1/2).

Acara dibuka Deputi Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayan Subandi Sardjoko serta dihadiri tim peneliti Australian National University (ANU) dan University of Melbourne, yaitu Iwu Dwisetyani Utomo, Peter McDonald, Terence Hull, Ariane Utomo, James O’Donnell dan Nur Cahyadi. Hadir pula perwakilan beberapa kementerian/lembaga, mitra pembangunan dan tim penelitian kesehatan Universitas Indonesia.

Penelitian dengan tema The Greater Transition to Adulthood Longitudinal Survey bertujuan untuk menjabarkan permasalahan yang dihadapi penduduk dewasa muda usia 20-34 tahun, yang telah diikuti perubahan kehidupannya selama 10 tahun sejak tahun 2010, dalam hal pendidikan, penggunaan waktu, living arrangement dan fertility preference.

“Indonesia saat ini memiliki jumlah penduduk usia muda yang besar, yaitu rentang usia 20-34 tahun sebesar 62 juta jiwa dan jumlah ini akan terus meningkat. Dengan besarnya jumlah penduduk usia muda, Indonesia mempunyai potensi untuk memanfaatkan bonus demografi baik secara nasional maupun regional,” terang Subandi Sardjoko.

Beliau menambahkan bonus demografi harus diupayakan dan diraih dengan kebijakan yang tepat, yaitu dengan: (i) meningkatkan SDM yang berkualitas antara lain melalui pendidikan, kesehatan dan pembentukan karakter; (ii) penyediaan kesempatan kerja; (iii) tabungan masyarakat yang meningkat dan diinvestasikan secara produktif; (iv) dan upaya memberikan kesempatan kepada perempuan untuk bekerja sehingga berdampak positif pada peningkatan pendapatan rumah tangga.

Berbeda dengan penelitian The 2016 Ageing in Rural Indonesia Study, bertujuan untuk memaparkan hasil temuan awal penelitian tentang lansia di pedesaan dalam hal kesehatan, meliput perawat dan memberi bantuan kepada penduduk lansia. Penduduk lansia yang jumlahnya semakin banyak tidak hanya membutuhkan layanan yang baik, tetapi perlu dipandang sebagai potensi pembangunan.

“Jumlah penduduk usia lanjut yang besar di masa datang akan memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mengalami bonus demografi kedua, apabila sistem ekonomi dan kualitas hidup lansia dapat dijaga dengan baik. Penduduk usia lanjut yang sehat dan produktif dalam kegiatan ekonomi akan memberika kontribusi positif bagi pembangunan,” tutur Subandi.

Subandi berharap dengan adanya hasil penelitian dan rekomendasi kebijakan yang dipaparkan oleh tim peneliti dapat bermanfaat untuk melihat gambaran situasi terkini penduduk muda dan lansia, serta dapat menjawab berbagai tantangan yang dihadapi.

“Berbagai rekomendasi yang dihasilkan akan menjadi input pemerintah dalam menyusun kebijakan dan program-program pembangunan agar lebih tepat sasaran, efektif dan efisien, serta berbasis bukti, dalam rangka mencapai human capital development yang optimal,”pungkas beliau.