Menteri Suharso Dorong Perpustakaan menjadi Pemantik Produktivitas Masyarakat

Literasi memegang peranan penting dalam mitigasi Covid-19 karena masyarakat yang memahami informasi dengan baik akan berupaya untuk mengurangi penyebaran virus Corona serta mendukung kebijakan publik untuk pemulihan sosial dan ekonomi setelah pandemi. Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menegaskan, pengetahuan mengenai pandemi Covid-19 disertai dengan tingkat literasi yang baik harus dimiliki masyarakat luas. “Jadi, tidak hanya dokter yang mengerti, tidak hanya saya, tetapi pengetahuan ini harus dibagi dengan rata ke semua pihak,” ujar Menteri Suharso pada Webinar Bangkit dari Pandemi dengan Literasi, Rabu (17/6).

Menteri Suharso menekankan pentingnya sosialisasi untuk merangkul dan menstimulasi masyarakat untuk mencari tahu mengenai pandemi Covid-19. Dengan pengetahuan yang cukup, maka masyarakat dapat menentukan bagaimana harus bersikap untuk menghadapi pandemi ini, terutama dengan menerapkan protokol kesehatan termasuk mencuci tangan, memakai masker, hingga menjaga jarak aman 1-2 meter. Dengan demikian, protokol kesehatan bisa menjadi gaya hidup baru yang diterapkan masyarakat agar terus beraktivitas dengan sehat, aman dan produktif.

“Semua kegiatan tersebut menjadi keseharian, menjadi sesuatu yang lazim,” ujarnya. Dengan gaya hidup baru yang lebih sehat tersebut, pemulihan kondisi pasca Covid-19 bisa lebih mudah dilakukan. Literasi pasca pandemi juga penting untuk terus digalakkan, salah satunya melalui perpustakaan, sebagai salah satu media literasi yang harus bertransformasi dengan kondisi pengurangan kontak langsung antarindividu. “Karena orang sudah mulai berkurang kontaknya, tetapi prioritas bacaan tetap tinggi. Kebutuhan bacaan yang kreatif dan informatif tetap diperlukan,” tutur beliau.

Bahan bacaan yang baik dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat agar berdampak pada meningkatnya kesejahteraan hidup. Terlebih, dengan adanya kondisi pandemi Covid-19 yang mengharuskan efisiensi dan peningkatan efektivitas aktivitas harian melalui teknologi digital. Masyarakat lebih produktif karena pengurangan mobilitas dan rutinitas transportasi menghasilkan quality time untuk daya kerja dan kreativitas yang lebih baik.

Layanan literasi pun harus sampai ke tingkat desa karena perpustakaan desa atau taman bacaan masyarakat, selain untuk pusat informasi dan pengetahuan, juga berperan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat berbasis literasi untuk menggerakkan masyarakat bangkit dari pandemi Covid-19. "Upaya penguatan literasi terus dilakukan pemerintah, antara lain kebijakan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial untuk meningkatkan partisipasi dan pelibatan masyarakat dalam berbagai kegiatan pemberdayaan berbasis literasi. Harapan saya, perpustakaan bisa menjadi tempat informasi, mendorong inovasi dan kreativitas," tegas Menteri Suharso.