Digelar di Belitung, G20 DMM Ukir Sejarah, Sepakati Komitmen Multilateralisme Hingga Blended Finance

Kementerian PPN/Bappenas merampungkan pelaksanaan G20 Development Ministerial Meeting (DMM) yang berlangsung 7-9 September 2022 di Belitung. Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menegaskan, Pertemuan Tingkat Menteri Pembangunan G20 tersebut menegaskan komitmen dan relevansi G20 sebagai forum utama untuk kerja sama ekonomi internasional yang bertujuan mempersempit ketimpangan pembangunan serta mengentaskan kemiskinan global. “Ini adalah kali kedua dalam sejarah G20, kita dapat mengumpulkan seluruh Menteri Pembangunan dari negara-negara G20, negara undangan, dan Kepala Organisasi Internasional untuk menyatukan komitmen bersama dalam mendukung aksi pembangunan,” ujar Menteri Suharo di Belitung, Kamis (8/9).

Sejarah turut diukir melalui pemilihan Belitung, yang untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan internasional bagi menteri dari 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Belitung merepresentasikan proses pembangunan dan transisi nyata dari ketergantungan pada sektor ekstraktif yaitu penambangan timah, menuju pengembangan sektor turisme yang inklusif dan berkelanjutan. “Ini menunjukkan, capaian pembangunan tidak mungkin terwujud dalam satu malam. Dibutuhkan komitmen kuat, kebijakan konkret, dan konsistensi pemerintah untuk mencapai transisi. Inilah kesan yang ingin kami sampaikan kepada para Menteri Pembangunan G20 dan seluruh delegasi,” urai Menteri Suharso.

G20 DMM membahas sejumlah fokus pembangunan, di antaranya percepatan pencapaian Target Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals, perluasan skala pembiayaan inovatif yakni blended finance, peningkatan produktivitas dan daya saing UMKM, optimalisasi perlindungan sosial adaptif, hingga transformasi ekonomi dengan implementasi ekonomi hijau dan ekonomi biru melalui pembangunan rendah karbon dan pembangunan berketahanan iklim. Para Menteri Pembangunan G20 akan bermitra dengan negara berkembang, organisasi internasional, Bank Pembangunan Multilateral, dan pemangku kepentingan lain untuk melaksanakan kerja sama pembangunan internasional, mencakup riset kebijakan, platform dialog, Kerja Sama Utara-Selatan, serta Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular.

“Sebagai salah satu kontribusi konkret, Pemerintah Indonesia juga menginisiasi pembentukan Global Blended Finance Alliance,” tutur Menteri Suharso. G20 DMM menjadi puncak pelaksanaan Development Working Group Meeting di Jakarta, Yogyakarta, dan Bali, yang berhasil menyepakati dua dokumen keluaran atau deliverables, yaitu G20 Roadmap for Stronger Recovery and Resilience in Developing Countries, including LDCs and SIDS; serta G20 Principles to Scale up Blended Finance in Developing Countries, including LDCs and SIDS.

Menyikapi tensi geopolitik beserta implikasi negatif yang ditimbulkan, DMM 2022 menyepakati bahwa penyelesaian tantangan pembangunan membutuhkan kolaborasi, multilateralisme yang lebih inklusif dan optimal melalui perumusan aksi kolektif. “Di tengah maraknya tantangan serta perbedaan pendapat dalam menyikapi tantangan tersebut, bukanlah hal yang mudah untuk menemukan titik tengah. Walau begitu, sekali lagi, saya bangga, Menteri-Menteri Pembangunan G20 dapat hadir dan membahas isu-isu krusial dalam sektor pembangunan, khususnya dengan mengedepankan perspektif negara-negara berkembang,” pungkas Menteri Suharso.

 

Tentang Development Working Group

Development Working Group (DWG) merupakan salah satu kelompok kerja dari Presidensi G20 Indonesia 2022 yang bertujuan untuk membahas isu-isu pembangunan di negara berkembang, negara tertinggal (Least Developed Countries/LDC) dan negara kepulauan (Small Island Developing States/SIDS). DWG pertama kali dibentuk melalui Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Toronto, Kanada pada 2010, dengan tugas utama untuk membahas agenda prioritas G20 dalam bidang pembangunan. DWG mengidentifikasi tantangan-tantangan pembangunan, untuk kemudian merumuskan solusi-solusi terbaik dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di negara berkembang dan berpendapatan rendah sebagai upaya mitigasi krisis finansial global.

Di bawah Presidensi G20 Indonesia 2022, DWG mengangkat empat isu prioritas, yaitu (1) Memperkuat Pemulihan dari Pandemi COVID-19 dan Memastikan Resiliensi di Negara Berkembang, Negara Tertinggal, dan Negara Kepulauan melalui tiga pilar kunci UMKM,  Perlindungan Sosial Adaptif dan Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru melalui Pembangunan Rendah Karbon; (2) Meningkatkan Pembiayaan Swasta dan Campuran dalam Mendanai Pembangunan Berkelanjutan di Negara Berkembang, Negara Tertinggal, dan Negara Kepulauan; (3) Memperbarui Komitmen Global terhadap Multilateralisme untuk Pembangunan Berkelanjutan; dan (4) Mengoordinasikan Kemajuan Pencapaian SDGs di G20 dan Pemutakhiran Komitmen Pembangunan G20.

Sebagai focal point DWG, Kementerian PPN/Bappenas telah menyelenggarakan 1st  DWG Meeting di Jakarta pada 24-25 Februari 2022 dan 2nd Development Working Group Meeting di Yogyakarta pada 24-25 Mei 2022 secara hybrid. Agenda ketiga, 3rd Development Working Group Meeting diagendakan berlangsung di Bali pada 10-12 Agustus 2022. Presidensi G20 Indonesia 2022 juga akan menyelenggarakan Pertemuan Tingkat Menteri Pembangunan G20 di Belitung pada 7-9 September 2022.