Annual Review Program Kerjasama RI-UNICEF 2016-2020: Target Kerjasama Pada 2016 Tercapai

JAKARTA – Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan pertemuan Tinjauan Akhir Tahun (Annual Review) Tahun 2016 Program Kerjasama RI-UNICEF 2016-2020 atau Country Programme Action Plan (CPAP) 2016-2020 yang dihadiri oleh UNICEF Representative for Indonesia, perwakilan Kementerian/Lembaga dan perwakilan organisasi pelaksana CSO lainnya pada Rabu (18/1) di Aula Serbaguna Bappenas.

Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas Subandi Sardjoko menyampaikan dalam sambutannya bahwa UNICEF terus memberikan kontribusi untuk perbaikan bagi Indonesia. Di usianya kini, UNICEF telah berkiprah di dunia selama 70 tahun dan telah banyak memiliki rekam jejak mendukung pembangunan di Indonesia.

Berbagai contoh kontribusi kerjasama RI-UNICEF selama tahun 2016 antara lain, survei kualitas air bersih yang aman, kajian perkawinan usia anak, pengembangan berbagai model pencatatan kelahiran anak, program Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM), pengembangan model PAUD berkualitas berbasis masyarakat, serta peningkatan cakupan imunisasi. Kegiatan dalam program tersebut dilaksanakan oleh 10 kementerian/lembaga (K/L) sebagai mitra pelaksana kerjasama UNICEF.

“Kerjasama RI-UNICEF diharapkan dapat mendukung pencapaian-pencapaian target pembangunan nasional, dalam hal ini pencapaian sasaran RPJMN 2015-2019 khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, perlindungan dan keadilan anak serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium atau MDGs yang saat ini dilanjutkan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs. Kerjasama RI-UNICEF diharapkan ke depannya dapat mendukung pelaksanaan kebijakan yang tepat dalam menghadapi bonus demografi,” jelas Subandi.

Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas Pungkas Bahjuri pun menyebutkan tujuan dari pertemuan annual review 2016 ini, untuk memantau kemajuan atau progres perkembangan dari kerjasama yang berjalan pada tahun 2016. Kemudian, mempresentasikan beberapa praktek terbaik yang bisa direduplikasi dari hasil kerjasama ini.

Pungkas menjelaskan dari seluruh output yang ditargetkan pada 2016 telah tercapai dan on track. Komponen kerjasama ini terdiri dari: (1) Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak; (2) Pendidikan usia dini dan perkembangan anak; (3) Perlindungan anak; (4) Kebijakan sosial; (5) Komunikasi dan advokasi publik; serta (6) Kesiapan darurat dan pengurangan risiko bencana (PRB).

Selanjutnya, sesi pemaparan yang dimoderatori oleh Direktur Pendidikan dan Agama Bappenas Hadiat membahas beberapa tema terkait best practice, yaitu Kasus Remaja: Data dan Informasi serta Perkembangannya dalam SDGs; Paparan Kesehatan dan Gizi dari Suara Pemuda di Klaten dan Lombok; serta Implikasi terhadap Penyusunan Kebijakan dan Perencanaan.

Sementara itu, UNICEF Representative Indonesia Gunilla Olsson menyebutkan dalam sambutannya bahwa kemitraan merupakan salah satu strategi kunci dari CPAP 2016-2020. Kemitraan ini dibentuk untuk mencapai dampak yang lebih besar bagi anak-anak yang selaras dengan prioritas nasional dalam RPJMN 2015-2019 dan berbagai RPJMD.

“Beberapa tren kunci dalam kerjasama ini yaitu meningkatnya presentasi dana yang berasal dari Indonesia. Hampir seperempat dari sumber dana didapat melalui penggalangan dana dari sektor swasta. Selain itu, meningkatnya presentasi program kerjasama yang dilaksanakan organisasi masyarakat sipil lokal. Kemitraan ini memungkinkan program menghasilkan solusi inovatif dan dapat direplikasi melalui cara-cara yang tepat,” jelas Gunilla.