Laporan Ekonomi Harian Tanggal 1 November 2021

Update Global
Pertumbuhan manufaktur Cina melampaui perkiraan. PMI Manufaktur Caixin China pada Oktober 2021 mencapai 50,6, angka tertinggi dalam empat bulan dan meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya pada level 50,0. Hal ini dipicu pemulihan permintaan domestik dengan sub-indeks jumlah permintaan baru mencapai angka tertinggi sejak Juni. Tetapi, krisis listrik dan kenaikan biaya memperlambat output, sementara ekspor dan penyerapan tenaga kerja turun dalam tiga hari beruntun. (Trading Economics)

Update Domestik
INA-Investor Logistik Dubai melakukan investasi sebesar Rp106,5 T. Lembaga pengelola dana abadi (Sovereign Wealth Fund) Indonesia, Indonesia Investment Authority (INA), meneken kerja sama kemitraan jangka panjang senilai US$7,5 miliar atau setara Rp106,5 triliun (kurs Rp14.200) dengan Dubai Ports World. DP World akan membawa teknologi kelas dunia untuk pengembangan terminal baru dan aset kepelabuhanan lainnya di Indonesia. Diharapkan kerja sama akan menciptakan efisiensi transportasi laut serta meningkatkan lalu lintas antarpulau dan internasional. (CNN)

Laporan Ekonomi Harian 29 Oktober 2021

Update Global
PDB AS tumbuh 2,0 persen (qoq) pada triwulan III-2021, menurun tajam dari pertumbuhan 6,7 persen (qoq) pada triwulan sebelumnya dan di bawah perkiraan pasar sebesar 2,7 persen (qoq). Perlambatan pemulihan ekonomi dipicu pengurangan secara bertahap stimulus yang diberikan pemerintah serta lonjakan kasus COVID-19 dan kendala pasokan global yang membebani konsumsi dan produksi. Konsumsi masyarakat tumbuh 1,6 persen (qoq), turun tajam dari 12,0 persen (qoq) pada triwulan sebelumnya. Investasi non-perumahan tumbuh 1,8 persen (qoq), sementara investasi perumahan terkontraksi sebesar 7,7 persen (qoq). (Trading Economics)

Update Domestik
Penanaman modal asing (PMA) pada triwulan III-2021 turun 11,0 persen (qoq) dan 2,7 persen (yoy). Sebaliknya, penanaman modal dalam negeri (PMDN) naik 6,8 persen (qoq) dan 10,3 persen (yoy). Selain dampak lonjakan kasus COVID-19 terutama varian Delta pada triwulan III-2021, iklim investasi yang belum sejalan dengan prinsip-prinsip berkelanjutan (environmental, social, governance/ESG) juga bisa menghalangi minat investor menanamkan modal di Indonesia. Prinsip investasi berkelanjutan semakin kuat dianut investor dari sejumlah negara. (Kompas)

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Oktober 2021

Sejalan dengan pemulihan aktivitas ekonomi global, permintaan terus mengalami peningkatan. Namun, peningkatan produksi belum mampu mengimbangi kecepatan pertumbuhan permintaan. Selain itu, gangguan rantai pasok terus berlanjut yang menyebabkan inflasi di berbagai negara, terutama negara-negara utama. Harga komoditas energi menjadi salah satu yang mengalami lonjakan harga tertinggi pada bulan Oktober. Di sisi lain, kondisi tersebut mendorong kinerja neraca perdagangan barang Indonesia yang kembali surplus untuk yang ke-18 kali secara berturut-turut. Kinerja ekspor Indonesia masih kuat sementara impor cenderung tertahan sejalan dengan penurunan impor barang konsumsi. Sementara impor barang modal dan bahan baku masih tumbuh seiring dengan aktivitas industri yang ekspansif. Kondisi ekonomi domestik pada bulan Oktober semakin membaik seiring pelonggaran PPKM dan peningkatan mobilitas. Inflasi MtM kembali tumbuh meskipun masih cenderung rendah. Nilai tukar rupiah juga menguat dibandingkan posisi akhir bulan lalu.

Laporan Ekonomi Harian Tanggal 26 Oktober 2021

Update Global
Ekonomi Korea Selatan naik 4,0 persen (yoy) pada triwulan III-2021, melambat dari ekspansi 6,0 persen (yoy) pada periode sebelumnya. Angka tersebut lebih rendah dari konsensus pasar pada pertumbuhan 4,2 persen (yoy). Konsumsi masyarakat dan investasi tumbuh masing-masing 3,2 persen (yoy) dan 1,8 persen (yoy), melambat dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya dipicu oleh kenaikan kasus COVID-19 terutama varian Delta. Di sisi lain, belanja pemerintah tumbuh 6,3 persen (yoy). Ekspor tumbuh 6,9 persen (yoy), turun tajam dari pertumbuhan 22,4 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya. Sementara impor tumbuh 6,7 persen (yoy). Pada basis triwulanan, PDB Korea Selatan tumbuh 0,3 persen (qoq), setelah tumbuh 0,8 persen (qoq) pada triwulan sebelumnya. (Trading Economics)

Update Domestik
Realisasi insentif pajak yang telah dimanfaatkan oleh Wajib Pajak (WP) hingga pertengahan Oktober 2021 sebesar Rp 60,57 triliun. Insentif ini diberikan di tengah pandemi COVID-19. Insentif untuk dunia usaha yang telah dimanfaatkan sebesar Rp 57,81 triliun. Penerimaan pajak naik 13,2 persen menjadi Rp 850,1 triliun hingga September 2021. Kenaikan pajak sejalan dengan pemulihan sejumlah sektor ekonomi. (CNN)

Laporan Ekonomi Harian Tanggal 25 Oktober 2021

Update Global
PMI Komposit IHS Markit Amerika Serikat bulan Oktober 2021 naik pada level 57,3 dari level 55,0 pada bulan sebelumnya. Angka tersebut menandakan laju ekspansi tercepat dalam aktivitas bisnis sektor swasta selama tiga bulan, didorong oleh akselerasi pertumbuhan sektor jasa ke level terkuat sejak Juli 2021. Sementara itu, output manufaktur mengalami pertumbuhan paling lambat dalam 15 bulan di tengah kendala kekurangan bahan baku dan penundaan rantai pasokan. Jumlah rekrutmen tenaga kerja terus meningkat, meskipun dengan laju paling lambat sejak Desember 2020. Di sisi harga, biaya input dan output naik tinggi. Adapun tingkat sentimen terkait output tahun depan turun ke level terendah dalam delapan bulan. (Trading Economics)

Update Domestik
BI mencatat likuiditas nasional atau uang beredar dalam arti luas (M2) mencapai Rp7.287,3 triliun atau tumbuh 8,0 persen (yoy) pada September 2021. Pertumbuhan uang beredar itu lebih cepat jika dibandingkan dengan Agustus 2021 yang tumbuh 6,9 persen (yoy). Peningkatan terutama didorong oleh lebih tingginya pertumbuhan komponen uang beredar sempit (M1) yang mencapai 11,2 persen (yoy) dan uang kuasi yang tumbuh 4,5 persen (yoy). Pertumbuhan M2 juga dipengaruhi oleh penyaluran kredit yang tumbuh 2,0 persen. (CNN)

Laporan Ekonomi Harian Tanggal 22 Oktober 2021

Update Global
Pertumbuhan bisnis Kawasan Euro di berada pada level terendah. PMI Komposit Kawasan Euro turun ke nilai 54,3 pada bulan Oktober 2021 dari nilai 56,2 di bulan sebelumnya. Capaian ini berada di bawah ekspektasi awal pasar yaitu 55,2 dan menunjukkan laju ekspansi paling lambat dalam aktivitas bisnis sektor swasta Kawasan Euro dalam enam bulan terakhir. Kondisi ini terjadi di tengah meningkatnya kemacetan pasokan dan kekhawatiran Covid-19 yang terus berlangsung. Sektor manufaktur mencatat kenaikan produksi terlemah yang terlihat selama 16 bulan terakhir, sementara pertumbuhan sektor jasa turun ke level terendah. (Trading Economics)

Update Domestik
Sebanyak 1.292 debitur telah melunasi utang ke negara melalui mekanisme crash program. Kementerian Keuangan mencatat realisasi utang yang dibayar sebesar Rp20,48 miliar. Pemerintah sebenarnya telah menyetujui 1.367 debitur untuk melunasi utang lewat skema crash program tetapi baru 1.292 yang telah membayarkan utangnya ke negara. Nilai outstanding Rp 80,42 miliar, tapi dengan keringanan yang diberikan, diperoleh Rp 20,48 miliar. Diketahui, pemerintah memberikan keringanan pembayaran utang ke negara. Hal ini khususnya diberikan untuk debitur yang memiliki utang ke negara dengan jumlah kecil. (CNN Indonesia)

Laporan Ekonomi Harian Tanggal 19 Oktober 2021

Update Global
Harga minyak dunia terus meningkat hingga delapan pekan berturut-turut dengan minyak mentah WTI menembus rekor tertinggi dalam 7 tahun terakhir pada harga USD83 per barel dan minyak mentah Brent pada harga USD85 per barel. Hal ini disebabkan oleh dampak krisis energi pada pasar global dan penurunan suhu di China. Selain itu, pembangkit listrik terus beralih dari gas dan batubara yang semakin mahal menjadi minyak dan solar karena negara-negara industri besar menghadapi kekurangan listrik. (Trading Economics)

Update Domestik
Indonesia butuh dana Rp6.734 triliun untuk atasi perubahan iklim. Menteri Keuangan mengatakan bahwa Indonesia setidaknya membutuhkan dana hingga 365 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 5.131 triliun (kurs Rp 14.060) untuk menurunkan 29 persen emisi karbon hingga tahun 2030. Bahkan, dananya akan lebih besar mencapai 479 miliar dollar AS atau Rp 6.734 triliun untuk menurunkan emisi karbon sebesar 41 persen hingga 2030. Hal ini menyusul komitmen Indonesia dalam Nationally Determined Contribution (NDC) Paris Agreement pada tahun 2016 yang berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang berbahaya bagi lingkungan, dengan penurunan sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030. (Kompas)

Laporan Ekonomi Harian Tanggal 18 Oktober 2021

Update Global
Sydney melonggarkan pembatasan dampak pandemi Covid-19. Ribuan anak kembali ke sekolah di Sydney pada Senin 18 Oktober setelah hampir empat bulan belajar di rumah. Kota terbesar di Australia itu melonggarkan lebih banyak pembatasan, hanya seminggu setelah mencabut penguncian akibat Covid-19 di tengah lonjakan tingkat vaksinasi. Vaksinasi yang lebih cepat dari perkiraan mendorong pencabutan pembatasan lebih lanjut di Sydney, yang melampaui tingkat imunisasi dosis lengkap yaitu 80 persen selama akhir pekan bagi masyarakat berusia di atas 16 tahun. (Reuters)

Update Domestik
Rupiah melemah ke level Rp14.100 per Dolar AS, setelah menunjukkan kinerja yang cukup mengesankan di awal perdagangan Senin 18 Oktober 2021 yang nyaris mencapai Rp14.000/US$. Pada pukul 12.00 WIB, Rupiah melemah 0,21 persen ke Rp14.100/US$, sebelumnya Rupiah sempat menguat 0,36 persen ke Rp14.020/US$. (CNBC Indonesia)

Laporan Ekonomi Harian Tanggal 15 Oktober 2021

Update Global
Keterbatasan pasokan komponen dan bahan baku global mempersulit ekonomi Jerman yang didominasi oleh industri berbasis ekspor. Hal ini membuat gabungan lembaga institut terkemuka Jerman (DIW Berlin, Ifo Institute, IfW Kiel, Halle Institute for Economic Research, dan RWI) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Jerman ke kisaran 2,4 persen. Angka ini lebih rendah dari proyeksi April lalu sebesar 3,7 persen. (CNN)

Update Domestik
Neraca perdagangan Indonesia kembali membukukan surplus USD4,37 miliar pada September 2021. Indonesia membukukan surplus perdagangan terhadap sejumlah negara. Di antaranya adalah Amerika Serikat (USD1,58 miliar), India (USD718,6 juta), dan Filipina (USD713,9 miliar). Sedangkan Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan sejumlah negara, yang terbesar adalah dengan Australia (USD529,7 juta). Disusul oleh Thailand (USD346,8 juta) dan Ukraina (USD247,2 juta). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor periode September 2021 adalah USD20,6 miliar. Dalam waktu yang sama, impor tercatat USD16,23 miliar (CNBC)

Laporan Ekonomi Harian Tanggal 14 Oktober 2021

Update Global
Harga produsen China meningkat 10,7 persen (yoy) pada September 2021, lebih tinggi dari ekspektasi pasar dengan kenaikan 10,5 persen serta angka Agustus sebesar 9,5 persen. Peningkatan tersebut merupakan kesembilan kali berturut-turut di tengah melonjaknya biaya bahan baku. Sementara itu, harga produsen naik 1,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya. (Trading Economics)

Update Domestik
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, hingga akhir September 2021, penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto sudah mencapai Rp 641,7 triliun atau 73 persen dari target neto yang sebesar Rp 879,5 triliun. Pemerintah akan merencanakan penerbitan SBN melalui lelang dan SBN ritel dengan tetap memperhitungkan kebutuhan pembiayaan Anggaran Pembiayaan dan Belanja Negara. (Kontan)