Wirausaha Kunci Ekonomi Indonesia Tahun 2045

JAKARTA – Mengawali sambutannya dalam orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Selasa (26/9), Menteri PPN/Kepala Bappenas menegaskan bahwa Indonesia harus memiliki jumlah wirausahawan banyak di tahun 2045. Mengusung tema “Visi Indonesia 2045” beliau mengajak para mahasiswa yang hadir untuk menjadi wirausahawan ketika lulus, sehingga mampu menciptakan lapangan kerja baru.

“Kita butuh lebih banyak enterpreneur dimasa depan. Saat ini, bonus demografi yang diprediksi terjadi pada tahun 2030 membutuhkan banyak lapangan kerja. Jumlah penduduk usia produktif akan mendominasi jumlah penduduk Indonesia pada tahun tersebut, sehingga harus tersedia lapangan pekerjaan yang cukup,” tutur Menteri Bambang.

Menteri Bambang dalam paparannya menambahkan contoh negara yang sukses membangun wirausahanya adalah Korea Selatan dan Swedia. Tahun 1950 ekonomi Indonesia dan Korea relatif sama, yakni tergolong negara miskin, kedua negara ini sama-sama mulai membangun negaranya pada tahun 1970an.

“Korea langsung membangun negaranya yang berbasis pada industri dan jasa, sedangkan Indonesia pengelolaannya berbasis pada pengolahan sumber daya alam. Hal inilah yang menyebabkan Korea akhirnya menjelma menjadi negara maju saat ini dan memiliki tingkat pendapatan yang tinggi,” ujar beliau.

Contoh lain yang disebutkan oleh Menteri Bambang yaitu beliau menggambarkan suksesnya negara Swedia yang membangun konsep kerjasama antara perguruan tinggi, pemerintah dan dunia usaha (triplehelix). Meskipun hanya memiliki jumlah penduduk 10 juta namun produk yang dihasilkan dipakai jutaan orang di dunia. Produk teknologi seperti skype dan bluetooth adalah dua produk buatan Swedia yang merupakan hasil penerapan konsep triplehelix yang sukses. Inovasi yang dihasilkan dari perguruan tinggi harus memiliki nilai tambah (value added) yang tinggi sehingga mampu diakomodasi oleh dunia usaha sehingga bernilai komersial.

Menutup paparannya kembali, Menteri Bambang mengarahkan mahasiswa yang hadir untuk menjadi wirausahawan. “Saat lulus tidak harus semua menjadi pegawai, menjadi seorang entrepreneur  yang punya pendidikan tinggi lebih baik,” ajaknya. Selain menteri Bambang dan civitas akademika FEB UI, dies natalis FEB UI juga dihadiri oleh alumni dan tokoh FEB yang berpengaruh diantaranya Mantan deputi senior BI Miranda S Gultom dan Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani.