Peluncuran Buku Program BPDP Kelapa Sawit

JAKARTA – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa mekanisme yang diterapkan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDN) Kelapa Sawit dapat dilakukan oleh komoditas lain. Hal ini disampaikan Menteri Bambang dalam acara Peluncuran Buku Program Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pada Selasa (2/5).

Industri kelapa sawit merupakan salah satu contoh komoditas pertanian yang sudah melakukan terobosan, seperti pembentukan inti dan plasma, hilirisasi, hingga pembentukan BPDP kelapa sawit itu sendiri.

“Saya titipkan terutama kepada rekan-rekan di Kementerian Pertanian untuk bisa memberikan perhatian juga kepada komoditas yang sampai hari ini belum seberuntung sawit, mengingat begitu banyak petani dan keluarganya yang bergantung pada hasil komoditas, apakah itu karet, kakao, kopi dan seterusnya. Tentunya setiap komoditas memiliki karakteristik masing-masing,” tutur Bambang.

Pemerintah sendiri sebelumnya mengklaim BPDP Kelapa Sawit yang dibentuk dua tahun lalu, telah membantu memulihkan industri sawit domestik yang sempat terpuruk karena menurunnya harga komoditas global. Salah satu mekanisme BPDP Sawit yang masih berjalan di antaranya yakni komitmen pemerintah untuk mensyaratkan B20.

“Semenjak penggunaan B20 untuk biodiesel, produk sawit semakin banyak diekspor ke Eropa. Hal ini terlihat dari industri biodiesel yang menjadi turunan dari sawit, biasanya turunan sawit hanya untuk makanan. Namun ternyata ada turunan sawit yang juga dapat berperan penting di dalam energi. Kita harus mempromosikan biodiesel ini sebagai salah satu komponen renewable energy,” ujar Menteri Bambang.

Dengan membentuk permintaan baru melalui program mandatori biodiesel yang dibantu dukungan BPDP Kelapa Sawit, pemerintah berhasil menstabilkan harga CPO pada akhir 2015-2016 yang dinikmati seluruh pemangku kepentingan. Menurut Menteri Bambang, mencampurkan bahan bakar menggunakan 20 persen kelapa sawit (B20) dapat mengurangi kebutuhan akan bahan bakar fosil.

“Menurut saya salah satu yang kreatif bagaimana ini dimulai pada 2013 yang saat itu masih B5 saat pertama kali perekonomian kita mengalami guncangan, dan salah satu upaya pemerintah adalah dengan merencanakan B5 saat ini telah menjadi B20,” ungkap beliau.

Dalam acara tersebut turut hadir beberapa Menteri seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Direktur Utama BPDP Kelapa Sawit Dono Boestami.