Menteri Bambang Paparkan Reformasi Struktural Indonesia, Hadapi Perlambatan Ekonomi Dunia

JAKARTA – Pasca periode commodity boom, perekonomian negara-negara berkembang menghadapi tantangan yang berat. Sektor komoditas yang sebelumnya menjadi roda penggerak ekonomi Indonesia pun melemah. Menghadapi perlambatan ekonomi dunia tersebut, pemerintah mengambil beberapa langkah reformasi struktural.

“Reformasi struktural diarahkan untuk mengurangi ketergantungan ekonomi kita terhadap komoditi, yaitu dengan meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia. Karena volatilitas harga di sektor komoditas sangat ekstrim apabila dibandingkan dengan sektor lainnya, seperti manufaktur dan jasa,” jelas Menteri Bambang.

Di sektor fiskal, reformasi dilakukan dengan mengurangi belanja yang tidak perlu untuk digunakan pada belanja yang produktif dan menstimulir perekonomian.

“Sejak tahun 2015, subsidi BBM yang tidak tepat sasaran telah dihapuskan untuk dialihkan terutama pada pembangunan infrastruktur dan belanja sosial yang langsung mengarah pada sasaran,” tambah beliau.

Di sektor riil, pemerintah melakukan deregulasi, yang bertujuan untuk  meningkatkan peranan masyarakat dalam perekonomian termasuk penciptaan nilai tambah terutama di sektor manufaktur. 

“Kebijakan yang diambil meliputi tax allowance, kemudahan perizinan, penyederhanaan regulasi bagi investasi dan pengolahan dalam negeri. Industrialisasi juga diperdalam ke arah hulu agar bangunan industri nasional kita semakin kokoh,” jelas beliau.

Di sektor pembiayaan, reformasi dilakukan untuk meningkatkan peran masyarakat dalam pembiayaan pembangunan.

“Sistem keuangan harus mampu memobilisir potensi dana masyarakat baik di dalam maupun di luar negeri. Sumber pembiayaan yang saat ini didominasi dana jangka pendek, diperluas hingga dana  jangka panjang. Lembaga pembiayaan juga terus dikembangkan, termasuk dalam rangka pembiayaan infrastruktur,” kata beliau.

Kemudian, di sektor perdagangan internasional, menurut Menteri Bambang, reformasi struktural ini akan memperbaiki struktur ekspor Indonesia yang didominasi komoditi pada masa commodity boom dengan komoditi olahan dengan kandungan skill dan teknologi yang semakin besar.