Menteri Bambang: Investasi dan Manufaktur Jadi Kunci Percepatan Pembangunan Pulau Jawa-Bali

SURABAYA – “Kesesuaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 idealnya konsisten atau inline dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Kita harapkan RPJMN dan RPJMD dapat saling mendukung dan tidak kontradiktif, supaya tujuan pembangunan nasional dalam lima tahun ke depan dapat tercapai. Industri manufaktur akan menjadi masa depan Indonesia. Untuk itu, Pulau Jawa juga akan diarahkan menjadi pusat industri yang berorientasi ekspor dan bukan berbasis pada komoditas. Perlu dukungan dari Bapak/Ibu untuk memberikan karpet merah bagi pengembangan industri, serta membangun kawasan industri yang memiliki konektivitas yang baik. Bapak/Ibu perlu menjadikan investasi pada sektor manufaktur sebagai prioritas lima tahun ke depan, supaya ekonomi Pulau Jawa dan utamanya Indonesia dapat tumbuh tinggi,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro pada acara Konsultasi Regional Penyusunan Rancangan Awal RPJMN 2020-2024 Wilayah Jawa dan Bali, di Hotel Shangri-La Surabaya, Senin (29/07). Kota Surabaya menjadi lokasi penyelenggaraan konsultasi regional pertama untuk Pulau Jawa dan Bali, yang akan dilanjutkan dengan konsultasi regional pada lima pulau besar lainnya, seperti Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Menteri Bambang menjelaskan pembangunan lima tahun ke depan akan berfokus pada lima prioritas nasional sesuai arahan Presiden RI, yaitu pembangunan infrastruktur, pembangunan sumber daya manusia, mendorong investasi, reformasi birokrasi, dan penggunaan APBN. Sementara pembangunan wilayah Jawa dan Bali akan diarahkan untuk optimalisasi dan pengendalian pembangunan untuk keberlanjutan dengan empat strategi utama, yakni: Pertama, pengembangan pusat industri manufaktur, penghasil produk akhir dan produk antara yang berorientasi ekspor dengan memanfaatkan teknologi tinggi menuju industri 4.0. Kedua, mempertahankan lumbung pangan nasional. Ketiga, mengendalikan pembangunan untuk menekan laju alih fungsi lahan produktif dan menjaga kelestarian wilayah Jawa bagian selatan. Keempat, mengembangkan destinasi pariwisata berbasis alam, budaya, dan MICE.

“Prioritas pembangunan wilayah Jawa dan Bali antara lain penguatan ketahanan bencana di pantai selatan dan pantai barat Pulau Jawa, peningkatan kualitas pelayanan transportasi perkotaan, sanitasi, air bersih, pengelolaan sampah, transportasi massal multi moda di kawasan perkotaan terutama Metropolitan Jabodetabekjur, Kedungsepur, dan Gerbangkertasusila, serta pengembangan Bali bagian utara,” jelas Menteri Bambang.

Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas Gellwynn Jusuf mengatakan dalam sambutannya konsultasi regional ini merupakan bagian dari rangkaian konsultasi publik yang bertujuan untuk menghimpun masukan dan menyamakan persepsi dari segenap pelaku pembangunan secara bottom-up, meliputi pemerintah daerah, perguruan tinggi/akademisi, dan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS). “Penyusunan RPJMN 2020-2024 dilakukan melalui penguatan program yang didukung penganggaran yang tepat atau Money Follows Program dengan pendekatan THIS, yakni Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial. Selanjutnya RPJMD yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah dan penyusunanrnya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) perlu memperhatikan RPJMN,” ujar Gellwynn.

Dalam rancangan teknokratik RPJMN 2020-2024, terdapat tujuh agenda pembangunan. Pertama, memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas yang dititikberatkan pada peningkatan daya dukung dan kualitas sumber daya ekonomi berkelanjutan serta meningkatkan nilai tambah, lapangan kerja, ekspor, dan daya saing ekonomi. Kedua, mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan yang dititikberatkan pada pemenuhan pelayanan dasar dan peningkatan ekonomi wilayah. Ketiga, meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya saingyang dititikberatkan pada pemenuhan layanan dasar seperti pemerataan layanan pendidikan berkualitas dan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta, memperkuat pelaksanaan perlindungan sosial, meningkatkan kualitas anak, perempuan, dan pemuda, mengentaskan kemiskinan, meningkatkan produktivitas dan daya saing SDM, serta mengendalikan pertumbuhan penduduk. Keempat, revolusi mental dan pembangunan kebudayaan denganmeningkatkan karakter dan budi pekerti yang baik, membangun etos kerja. Kelima, memperkuat infrastruktur dalam mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar.Keenam, membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim. Ketujuh, memperkuat stabilitas politik, hukum, pertahanan, dan keamanan serta transformasi pelayanan publik.