Indonesia Bukan Negara Gagal

Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana, MA menyatakan Indonesia belum termasuk negara gagal. Sebaliknya, kondisi Indonesia mengarah kepada keadaan membaik dengan pencapaian nilai 80,6. Dari 12 indikator, enam indikator membaik, empat stagnan (relatif tetap), dan hanya dua yang memburuk. Enam indikator yang membaik adalah human flight, uneven development, poverty and economic decline, refugees and IDPs, dan external intervention. Sementara itu, dua indikator yang memburuk adalah demographic pressures dan group grievance.

Lebih jauh, Ibu Armida mengatakan banyak komentar yang tidak tepat dalam menanggapi hasil survei Failed State Index/FSI atau Index Negara Gagal 2012, yang dipublikasikan olehFund for Peace. Kinerja ekonomi, menurut FSI sudah berada dalam level moderat, sedangkan bidang sosial dan politik militer perlu mendapat perhatian. “Hasil survei Fund for Peace tersebut menyimpulkan bahwa kinerja ekonomi Indonesia sudah berada dalam level ’moderat,” kata Ibu Armida saat jumpa pers di gedung Bappenas Jakarta, Senin (25/6/2012).

Tahun lalu, Indonesia menempati peringkat ke-64 dari 177 negara. Artinya, kondisi di Indonesia sepanjang satu tahun terakhir dipandang memburuk dibandingkan periode sebelumnya. Peringkat satu di Indeks Negara Gagal masih ditempati oleh Somalia dan Republik Demokratis Kongo di posisi dua.

Menurut survei tersebut, ada tiga hal yang membuat posisi Indonesia memburuk. Pertama, tekanan demografis. Tekanan demografis ini terjadi karena masalah degradasi lahan serta tergusurnya warga karena masalah lingkungan. Kedua, ketidakpuasan kelompok yang terjadi karena di Indonesia bergulir banyak aksi demonstrasi serta kekerasan terhadap kelompok-kelompok minoritas. Ketiga, masalah tekanan sosial akibat melebarnya jurang antara yang kaya dan yang miskin.

Sebenarnya, tambah Ibu Armida, 12 indikator penilaian sudah menjadi bagian dari prioritas RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013. Untuk indikator yang sudah membaik, program-program yang sudah berjalan akan dilanjutkan. Sementara indikator yang memburuk dan stagnan, masing-masing akan dipercepat perbaikannya dan ditingkatkan. “Akan tetapi, untuk mempercepat perbaikannya, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemeritah saja, semua pihak juga harus terlibat,” pungkas Ibu Armida.