Diskusi Pembangunan Potensi Bencana Lingkungan Variabilitas Iklim dan Cuaca Dalam Perencanaan Pembangunan

JAKARTA – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro membuka acara Diskusi Pembangunan Potensi Bencana Lingkungan Variabilitas Iklim dan Cuaca dalam Perencanaan Pembangunan yang diselenggarakan di Ruang SG 2-4, pada Senin (27/2).

Peserta yang hadir dalam diskusi adalah seluruh pejabat Eselon I, II, III, juga para fungsional perencana di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas. Tujuan diselenggarakannya diskusi ini adalah agar para perencana di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas dapat memperoleh gambaran tentang potensi bencana lingkungan dan bencana alam lainnya, baik yang sudah, sedang terjadi, dan yang akan datang.

“Diskusi ini diselenggarakan agar para perencana di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas dapat memiliki persepsi yang sama tentang bagaimana pentingnya dan menempatkan prioritas pencegahan dan penanganan aspek kebencanaan dalam perencanaan pembangunan,” jelas Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Gellwynn Jusuf.

Dalam sambutannya, Menteri Bambang menegaskan sebagai perencana  pembangunan, sudah selayaknya mempertimbangkan berbagai fenomena alam dan proyeksi kejadian dalam dokumen perencanaan pembangunan nasional, baik di RPJMN maupun RKP.

“Dalam RPJMN 2015-2019 terdapat 136 Kabupaten/Kota yang terletak di pusat-pusat pertumbuhan dengan indeks risiko tinggi yang menjadi wilayah prioritas penurunan indeks risiko bencana nasional. Walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan terdapat perubahan dan bahkan peningkatan lokasi wilayah rawan bencana dengan mempertimbangkan dinamika perubahan kondisi lingkungan yang begitu cepat,” ujar Menteri Bambang.

Contoh perubahan lingkungan yang cepat adalah variabilitas cuaca ekstrim. Cuaca ekstrim jangka pendek perlu dipertimbangkan secara seksama dalam perencanaan pembangunan, khususnya dalam perencanaan kegiatan mitigasi dan adaptasi di seluruh lokasi rawan bencana. Informasi proyeksi variabilitas cuaca ekstrim dapat dimanfaatkan untuk berbagai upaya pembangunan lain, seperti mendukung terlaksananya prioritas nasional ketahanan pangan dan pengembangan konektivitas nasional.

Variabilitas cuaca ekstrim khususnya kondisi El-Nino berdampak pada potensi terjadinya kebakaran lahan dan hutan di Indonesia, seperti kejadian kebakaran lahan dan hutan di tahun 1997 dan 2015 yang berdampak global hingga menimbulkan berbagai reaksi dari negara lain. Untuk itu, berbagai upaya pencegahan telah dilakukan oleh berbagai Kementerian/Lembaga (K/L).

“Kementerian PPN/Bappenas bekerjasama dengan Menko Perekonomian dan KLHK juga telah berkontribusi  dalam menyiapkan Grand Strategi untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutan. Salah satu amanah dari Grand Strategi adalah menetapkan lokasi-lokasi wilayah rawan terbakar,” terang Menteri Bambang.

Dengan adanya diskusi ini, Menteri Bambang berharap pemahaman terhadap potensi bencana lingkungan, baik yang berasal dari bencana meteorologis maupun bencana kegempaan perlu ditingkatkan, khususnya bagi para perencana pembangunan.

“Dengan mengantisipasi seluruh potensi dan ancaman bencana yang dituangkan dalam rencana pembangunan, maka kita selangkah lebih maju dalam meningkatkan kualitas penyusunan rencana pembangunan. Untuk itu saya berharap para perencana pembangunan di Kementerian PPN/Bappenas untuk sekurangnya paham pada tiga aspek potensi bencana alam dan kerusakan lingkungan, yaitu variabilitas cuaca ekstrim, potensi wilayah rawan terbakar serta mengalami kegempaan,” tutur Menteri Bambang.