Bappenas Berkomitmen Dukung UN Global Pulse Asia Pacific

Pemerintah Indonesia yang diwakili Kementerian PPN/Bappenas dan Pemerintah Australia berkomitmen dalam mendukung transisi Pulse Lab Jakarta menjadi United Nations Global Pulse Asia Pacific (UNGP-AP) di Jakarta sebagai pusat inovasi regional untuk mengatasi tantangan Asia Pasifik saat ini dan masa depan. Hal ini sesuai dengan mandat Presidensi G20 Indonesia 2022 tentang inovasi digital untuk memperkuat transformasi digital di Asia Pasifik, di mana transformasi Pulse Lab Jakarta menjadi entitas regional untuk Asia Pasifik diperlukan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat akan sistem inovasi dan pembuatan kebijakan berbasis bukti. Komitmen ini diumumkan pada Multi-Stakeholder Forum on Science, Technology, and Innovation for Sustainable Development Goals (STI Forum 2023) pada Rabu (3/5) di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat.

Sejak didirikan pada 2012, Pulse Lab Jakarta telah melakukan lebih dari 100 proyek inovasi data unik, dan sekitar 50 kemitraan baru dengan sektor swasta, lembaga pembangunan, dan badan pemerintah. “Pemerintah Indonesia mendukung transisi Pulse Lab Jakarta ke UNGP Asia Pasifik, menciptakan dan meningkatkan kondisi yang tepat untuk eksperimen, percepatan skala, dan penerapan pendekatan inovatif secara luas. Kami berharap dapat bekerja sama dengan PBB, negara anggota, dan pemangku kepentingan lainnya dalam mempercepat implementasi Agenda 2030 melalui peningkatan inovasi, khususnya di Asia Pasifik,” tutur Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas Taufik Hanafi.

Sebagai kolaborator Pulse Lab Jakarta, Indonesia telah menjadi bagian dari proses transformasi dan telah mempelajari pentingnya mengembangkan inovasi sekaligus mengingat tiga faktor penting untuk mendukung peningkatan solusi. Pertama, ruang untuk kreasi bersama, untuk menyatukan beragam perspektif dan keahlian dari berbagai pemangku kepentingan untuk menghasilkan ide-ide baru dan mendorong inovasi ke depan. Kedua, sumber daya yang strategis, cukup dan fleksibel. Pentingnya perpaduan keterampilan yang tepat dan pendanaan yang lebih fleksibel untuk memastikan dampak yang lebih besar dan bertahan lama. Ketiga, pusat pengetahuan dan berbagai praktik baik, untuk membangun pusat pengetahuan yang dapat mendokumentasikan pengalaman, hasil, alat, dan penelitian yang diperoleh dari setiap inovasi.