Ringkasan Eksekutif
Pada tahun 2017, perekonomian global mengalami perbaikan dengan tumbuh sebesar 3,7 persen (YoY), atau lebih tinggi dari pertumbuhan tahun sebelumnya yang besarnya 3,2 persen (YoY). Kinerja ini didorong oleh meningkatnya kinerja pertumbuhan di negara-negara maju dan negara-negara Amerika Latin. Sementara itu, pada triwulan IV tahun 2017, Amerika Serikat tumbuh sebesar 2,6 persen (YoY), melambat dari triwulan sebelumnya yang besarnya 3,0 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan konsumsi domestik terutama pada barang dan pertumbuhan impor yang meningkat tinggi yaitu mencapai 13,9 persen (YoY).
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada triwulan IV tahun 2017 mencapai 6,8 persen (YoY) atau masih stabil dan menguat seiring dengan perbaikan harga komoditas yang masih terus menguat. Pertumbuhan ini relatif tidak banyak berubah dari triwulan sebelumnya, yang didorong oleh pertumbuhan ekspor dan investasi swasta yang menguat. Ekonomi Jepang tumbuh sebesar 1,5 persen (YoY), lebih lambat dari pertumbuhan pada triwulan III tahun 2017, didorong oleh konsumsi dan ekspor. Namun demikian, peningkatan impor yang lebih tinggi pada triwulan IV tahun 2017 sedikit menahan pertumbuhan ekonomi Jepang.
Perekonomian Indonesia pada pada triwulan IV tahun 2017 tumbuh sebesar 5,2 persen (YoY), lebih tinggi baik dari triwulan sebelumnya maupun triwulan yang sama tahun sebelumnya. Secara keseluruhan tahun 2017, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,1 persen atau lebih tinggi dari tahun 2016 yang besarnya 5,0 persen. Pertumbuhan tersebut didukung oleh terus membaiknya perekonomian negara- negara di dunia dan harga komoditas global. Dari sisi domestik, kinerja tersebut didukung oleh meningkatnya investasi dan membaiknya ekspor, serta konsumsi masyarakat yang stabil. Secara regional, seluruh pulau mengalami pertumbuhan positif dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Sulawesi dan Jawa. Kontribusi daerah terhadap PDB pada triwulan IV tahun 2017 mengalami perubahan meskipun kontribusi terbesar terhadap PDB tetap didominasi pulau Jawa.
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV tahun 2017 mengalami suplus sebesar USD1,0 miliar, lebih rendah dari triwulan IV tahun 2016 yang besarnya USD4,5 miliar maupun triwulan sebelumnya yang besarnya USD5,4 miliar. Surplus NPI pada triwulan IV tahun 2017 yang lebih rendah ini dipengaruhi oleh meningkatnya defisit transaksi berjalan serta menurunnya surplus transaksi modal dan finansial.
Nilai total ekspor Indonesia sampai dengan triwulan IV tahun 2017 sebesar USD168.728,6 juta, mengalami kenaikan sebesar 16,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016. Kinerja ekspor nonmigas juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 14,9 persen, ditopang oleh sektor industri yang proporsinya mencapai 74,1 persen dari total nilai total ekspor Indonesia.
Realisasi penerimaan negara dan hibah hingga tahun 2017 mencapai Rp1.655,8 triliun, meningkat dari realisasi tahun 2016 yang besarnya Rp1.555,9 triliun. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh PNBP yang meningkat 17,7 persen dari tahun 2016. Sementara itu, realisasi belanja negara hingga tahun 2017 mencapai Rp2.001,6 triliun mengalami peningkatan 7,4 persen dibandingkan realisasi tahun 2016. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh belanja pemerintah pusat yang meningkat 9,1 persen, lebih tinggi dibandingkan peningkatan transfer ke daerah dan dana desa. Defisit anggaran hingga tahun 2017 mencapai Rp345,8 triliun atau 2,57 persen PDB, cenderung meningkat dibandingkan realisasi 2016.
Realisasi investasi untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) triwulan IV tahun 2017 besarnya Rp 67,6 triliun, lebih besar dari realisasi triwulan IV tahun 2016 atau tumbuh sebesar 16,4 (YoY). Sementara itu, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan IV tahun 2017 mengalami kenaikan atau tumbuh sebesar 11,4 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Penjualan mobil pada triwulan IV tahun 2017 mencapai 275.722 unit, atau mengalami penurunan sebesar 1,9 persen dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2016. Secara kumulatif, penjualan mobil sejak bulan Januari hingga Desember 2017 mencapai 1.079.598 unit atau mengalami pertumbuhan 1,5 persen dibandingkan penjualan mobil di tahun 2016. Kenaikan penjualan mobil di tahun 2017 tersebut ditopang oleh kenaikan penjualan truk dan double cabin sebesar 45,0 dan 46,0 persen dibandingkan dengan penjualan pada tahun 2016.
Penjualan motor pada triwulan IV 2017 adalah sebesar 1,54 juta unit, atau menurun -2,15 persen. Secara akumulasi, penjualan motor di Indonesia selama tahun 2017 mencapai 5,89 juta unit, atau masih tumbuh 0,80 lebih rendah dibandingkan dengan penjualan pada tahun 2016. Pertumbuhan penjualan sepeda motor yang rendah ini menunjukkan indikasi perlambatan pertumbuhan daya beli, walaupun harga komoditas (CPO dan Batubara) meningkat.
Penjualan semen pada triwulan IV tahun 2017 mencapai 18,9 juta ton, atau meningkat sebesar 9,3 persen (YoY). Secara kumulatif, penjualan semen sepanjang Januari hingga Desember 2017 mencapai 66,4 juta ton. Penjualan tersebut meningkat 7,3 persen dibandingkan triwulan IV tahun 2016, didorong oleh percepatan proyek-proyek pembangunan infrastruktur, pembangunan program sejuta rumah, serta pembangunan fisik di daerah pedesaan, serta tidak adanya pemotongan anggaran pemerintah di pertengahan tahun.
Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia Triwulan IV Tahun 2017: Download