Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan September 2021
Negara di kawasan Eropa tengah menghadapi tekanan inflasi yang kian meningkat. Di sisi lain, sebagian besar negara masih menahan tingkat suku bunga acuan. ECB, BoE, dan The Fed mempertahankan suku bunga pada level terendah, masing-masing pada level 0,0 persen, 0,1 persen, dan 0,0-0,25 persen. Selain keputusan tapering The Fed, ketidakpastian keuangan global juga berpotensi dipengaruhi oleh krisis keuangan China Evergrande Group. Kondisi tersebut berdampak pada nilai tukar rupiah yang cenderung bergerak melemah pada bulan September. Sejalan dengan pelonggaran PPKM, aktivitas sektor manufaktur kembali pulih yang ditunjukkan oleh nilai PMI Manufacturing yang berada di zona ekspansif. Namun, permintaan masyarakat masih belum pulih yang ditunjukkan oleh deflasi yang terjadi pada bulan September terutama disebabkan oleh turunnya harga-harga komoditas makanan. Neraca perdagangan barang Indonesia pada bulan September kembali surplus meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya akibat turunnya nilai ekspor dan impor.